Tekanan baru kembali menghantam Tesla setelah Morgan Stanley menurunkan rating saham TSLA dari Overweight menjadi Equal-weight. Langkah ini dilakukan oleh analis baru Andrew Percoco yang menggantikan Adam Jonas—nama yang selama bertahun-tahun dikenal sebagai “penjaga optimisme Tesla” di Wall Street.
Di pasar yang sensitif terhadap sentimen, langkah ini bukan sekadar perubahan catatan analis. Ia menandai bergesernya cara Wall Street membaca Tesla: dari perusahaan teknologi masa depan yang tak terbendung, menjadi entitas yang kini harus membuktikan apakah ekspektasi pasar terhadap AI benar-benar dapat direalisasikan.
Ironisnya, meski rating diturunkan, target harga Tesla justru dinaikkan dari $410 menjadi $425, berkat tambahan valuasi dari proyek humanoid robot “Optimus”. Namun pasar memahami pesan tersembunyi: nilai Tesla hari ini tidak lagi murah, bahkan jika masa depan AI-nya terlihat cerah.
Valuasi Tesla: Tinggi karena Teknologi, Bukan karena Mobil
Di balik penurunan rating ini, terdapat pandangan yang makin sering bergema: bisnis mobil Tesla sedang memasuki fase yang menantang.
Morgan Stanley memangkas:
- Proyeksi volume 2026 sebanyak -10,5%,
- Total pengiriman hingga 2040 sebesar -18,5%,
karena adopsi EV di AS melambat dan kompetisi global memanas. Kita melihat BYD di Tiongkok membangun keunggulan biaya, produsen Eropa menggenjot efisiensi, dan pemain baru meramaikan segmen EV low-end. Hasilnya: prospek bisnis mobil Tesla tidak lagi menjadi bintang utama. Sebaliknya, nilai Tesla kini “disangga” oleh unit-unit masa depan:
- FSD (Full Self-Driving)
- Robotaxi
- Humanoid Optimus
Dan di titik inilah analis menghadapi dilema: berapa besar nilai masa depan yang pantas dibayar hari ini?
FSD: “Mahkota Permata” yang Belum Sepenuhnya Berkilau
Percoco menyebut FSD sebagai “crown jewel” bisnis Tesla. Tidak berlebihan: FSD adalah produk yang, jika berhasil, berpotensi merevolusi cara manusia bergerak dan mengurangi ketergantungan pada mobil pribadi. Namun, ada jurang antara visi dan eksekusi:
- Tesla masih mengandalkan sistem vision-only,
- Regulasi di AS dan global semakin ketat,
- Tantangan operasional seperti salju dan kabut dapat melumpuhkan kamera,
- Pesaing seperti Waymo sudah jauh di depan dalam layanan robotaxi berbasis LIDAR + sensor.
Dengan kata lain, Tesla memiliki ambisi besar—tetapi regulasi dan kondisi lapangan tidak selalu bersahabat.
Robotaxi: Lonjakan Peluncuran Layanan, Tapi Tantangan Serius Menanti
Morgan Stanley memproyeksikan:
- 11 peluncuran layanan robotaxi pada 2025,
- 33 peluncuran pada 2026,
mendorong Tesla memasuki fase ekspansi layanan mobilitas tanpa pengemudi. Dengan pengujian yang akan dimulai di Austin, Bay Area, Nevada, dan Arizona, Tesla mencoba mengejar momentum. Namun, di segmen ini pun, tantangan datang dari segala arah:
- Regulasi otonom di AS masih patchwork, berbeda-beda per negara bagian
- Kecelakaan kecil bisa menciptakan gelombang pemberitaan negatif
- Pesaing seperti Cruise dan Waymo sudah lebih matang dalam pengujian publik
Pasar paham bahwa robotaxi adalah masa depan, tetapi juga tahu bahwa masa depan tidak datang tanpa gesekan.
Optimus: Dari Proyek Eksperimental menjadi Penopang Valuasi
Tambahan valuasi $60 per saham dari robot humanoid Optimus menunjukkan satu hal: Morgan Stanley mulai melihatnya sebagai produk ekonomi nyata, bukan sekadar demonstrasi teknologi.
Jika Optimus pada akhirnya digunakan di pabrik Tesla sendiri, mengurangi biaya tenaga kerja, kemudian dijual ke industri lain—nilai ekonominya dapat melonjak.
Tetapi untuk saat ini, Optimus masih berada dalam fase percontohan, dan pasar belum melihat peta jalan produksi massal.
Investor Jangka Panjang: Peluang Besar, Risiko Tidak Kalah Besar
Percoco memberikan rentang target sangat luas:
- Bull case: $860
- Bear case: $145
Rentang selebar ini mengirim pesan yang jelas: Tesla adalah perusahaan dengan potensi luar biasa, tetapi juga dengan ketidakpastian luar biasa.
Investor jangka panjang mungkin melihat risk–reward yang menarik—selama mereka siap menghadapi volatilitas panjang, dinamika regulasi, dan kompetisi yang semakin sengit.
Kesimpulan: Tesla Perlu Membuktikan Narasinya
Penurunan rating ini bukan akhir cerita, melainkan ajakan untuk berpikir lebih kritis:
Apakah Tesla saat ini dihargai berdasarkan kinerja nyata, atau berdasarkan visi masa depan yang belum terwujud? Wall Street kini menunggu jawaban. Dan Tesla harus mulai memberi bukti lebih banyak daripada janji.






