Raksasa jaringan pizza cepat saji, Domino’s Pizza Inc. (NYSE: DPZ), akan merilis laporan keuangan kuartalan pada Selasa (15/10) sebelum pembukaan pasar saham AS.
Investor dan analis kini bersiap menilai apakah perusahaan ini mampu mempertahankan momentum pertumbuhan di tengah volatilitas pasar yang kian tajam di 2025.
Kinerja Kuartal Lalu Masih Solid, Tapi Saham Melemah
Pada kuartal sebelumnya, Domino’s mencatat pendapatan sebesar $1,15 miliar, naik 4,3% dibandingkan tahun lalu, sekaligus memenuhi ekspektasi analis. Perusahaan juga melampaui perkiraan untuk same-store sales dan EBITDA, menandakan daya saing yang tetap kuat di tengah tekanan biaya operasional dan fluktuasi permintaan konsumen.
Namun, meski performa bisnis stabil, harga saham DPZ turun 9,5% dalam sebulan terakhir, menyusul pelemahan sektor restoran yang secara rata-rata anjlok 7,7% di tengah gejolak kebijakan ekonomi pasca kemenangan Donald Trump pada Pilpres AS 2024.
Pendapatan Diperkirakan Naik 5,3%
Analis memperkirakan pendapatan kuartal terbaru Domino’s akan tumbuh 5,3% year-on-year menjadi $1,14 miliar, sedikit lebih tinggi dari kenaikan 5,1% pada periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, laba bersih disesuaikan (adjusted EPS) diproyeksikan berada di angka $3,97 per saham. Menariknya, sebagian besar analis tidak mengubah estimasi mereka selama 30 hari terakhir, menandakan ekspektasi pasar terhadap stabilitas bisnis Domino’s menjelang laporan resmi.
Persaingan Ketat di Sektor Restoran
Dari sisi kompetitor, Darden Restaurants (DRI) pemilik merek Olive Garden dan LongHorn Steakhouse menjadi satu-satunya pemain besar yang sudah merilis laporan. Darden melaporkan pertumbuhan penjualan 10,4% year-on-year sesuai prediksi analis, namun sahamnya tetap anjlok 11,6% akibat kekhawatiran pasar terhadap prospek margin laba di tengah kenaikan tarif impor dan biaya bahan baku.
Hal ini menggambarkan situasi industri restoran yang kini berada dalam tekanan kombinasi antara inflasi, biaya tenaga kerja yang meningkat, dan kebijakan perdagangan baru yang berpotensi mengerek harga bahan impor seperti gandum, keju, dan bahan bakar pengiriman.
Domino’s Masih Menarik di Level Diskon
Saat ini, harga saham Domino’s tercatat di $406,98 per lembar, jauh di bawah target rata-rata analis di $504,47. Artinya, saham DPZ kini diperdagangkan dengan potensi kenaikan sekitar 24%, jika perusahaan mampu menampilkan hasil kuartalan yang solid dan mempertahankan momentum pertumbuhan penjualan digital serta ekspansi internasional.
Beberapa analis menilai, program buyback saham Domino’s yang agresif dapat menjadi katalis positif untuk mendongkrak valuasi, terutama karena perusahaan dikenal memiliki arus kas bebas (free cash flow) yang kuat.
“Dengan posisi kas yang sehat dan pertumbuhan same-store sales yang konsisten, Domino’s masih layak dilirik sebagai saham defensif di sektor restoran,” ujar salah satu analis pasar dari New York yang dikutip Nano News.
Kunci pada Ekspansi Digital dan Strategi Global
Dalam beberapa tahun terakhir, Domino’s berfokus pada transformasi digital dan model bisnis pengantaran berbasis teknologi. Aplikasi Domino’s kini menjadi salah satu platform pemesanan makanan tercepat di AS, bahkan melampaui Ubereats dan DoorDash dalam tingkat retensi pengguna di beberapa wilayah.
Selain itu, ekspansi ke pasar Asia termasuk India, Indonesia, dan Jepang terus menjadi motor pertumbuhan jangka panjang. Data internal menunjukkan penjualan internasional Domino’s tumbuh dua digit dalam tiga tahun terakhir, terutama didorong oleh kemitraan waralaba di negara berkembang.
Mendekati rilis laporan keuangan, investor akan fokus pada dua hal pertumbuhan penjualan global dan manajemen biaya di tengah ketidakpastian ekonomi AS. Jika Domino’s mampu mencatatkan laba di atas ekspektasi, rebound harga saham DPZ sangat mungkin terjadi.
Sebaliknya, hasil di bawah konsensus bisa memperdalam tekanan jual yang sudah berlangsung selama sebulan terakhir.