AMD Tantang Dominasi Nvidia di Pasar AI
Advanced Micro Devices (NASDAQ: AMD) kembali jadi sorotan investor global. Dalam lima tahun ke depan, perusahaan semikonduktor asal California ini diprediksi akan menjadi pemain utama kedua setelah Nvidia dalam bisnis chip kecerdasan buatan (AI).
Melalui lini prosesor EPYC generasi terbaru dan GPU Instinct MI450, AMD kini menjadi pemasok yang semakin diandalkan oleh raksasa cloud hyperscaler, program AI nasional (sovereign AI), hingga korporasi global yang tengah membangun infrastruktur AI berskala besar.
Pasar data center sendiri diperkirakan akan mencapai US$6,7 triliun pada 2030, dan AMD tengah bersiap merebut bagian signifikan dari kue raksasa tersebut.
Pendapatan Meledak, Optimisme Investor Meningkat
Di kuartal III tahun fiskal 2025 (berakhir 27 September), AMD mencatat lonjakan pendapatan hingga 36% year-over-year menjadi US$9,2 miliar, sementara laba bersih meningkat 43% menjadi US$1,2 miliar.
Kinerja ini tak lepas dari peningkatan adopsi chip EPYC untuk server AI dan GPU Instinct MI350 yang digunakan dalam pelatihan serta inferensi model AI kompleks di berbagai data center dunia.
Selain itu, AMD baru saja menandatangani kontrak multiyear dengan OpenAI untuk menyediakan kapasitas komputasi AI sebesar 6 gigawatt, menggunakan GPU Instinct 450 generasi terbaru. Pengiriman tahap pertama dijadwalkan dimulai paruh kedua 2026.
Tak ketinggalan, Oracle juga telah mengumumkan rencana untuk menggelar puluhan ribu GPU MI450 dalam beberapa tahun ke depan mempertegas posisi AMD sebagai alternatif kuat Nvidia.
Terobosan ROCm 7 dan Helios Jadi “Game Changer”
Tak hanya perangkat keras, AMD juga berinovasi di sisi perangkat lunak. Peluncuran ROCm 7 software stack membawa peningkatan performa hingga 4,6 kali lipat untuk inferensi dan 3 kali lipat dalam pelatihan model AI dibanding versi sebelumnya.
Langkah ini mempercepat adopsi di kalangan pengguna enterprise dan peneliti AI. Lebih jauh lagi, AMD tengah menyiapkan Helios rack-scale systems untuk debut tahun 2026 integrasi lengkap antara CPU EPYC, GPU Instinct, dan teknologi jaringan Pensando.
Sistem ini diklaim menawarkan efisiensi daya tinggi, pendinginan optimal, serta performa luar biasa kombinasi yang dibutuhkan untuk menghadapi beban kerja AI yang semakin berat.
Valuasi Tinggi, Tapi Masih Rasional
Meski harga saham AMD kini diperdagangkan di 13,3 kali rasio penjualan jauh di atas rata-rata lima tahunnya di 8,6 analis menilai valuasi premium ini masih justified oleh potensi struktural yang solid.
Penurunan jangka pendek akibat data PHK di sektor teknologi dianggap hanya koreksi teknis, sementara tren jangka panjang AMD tetap bullish, terutama dengan momentum AI yang terus mendunia.
Momentum Emas AMD Baru Dimulai
Dengan ekosistem produk yang lengkap, kolaborasi strategis bersama OpenAI dan Oracle, serta inovasi berkelanjutan di bidang hardware dan software, AMD kini menjadi kandidat terkuat yang mampu menantang dominasi Nvidia di pasar AI global.
Bagi investor, lima tahun ke depan bisa menjadi periode emas bagi saham AMD selama perusahaan mampu mempertahankan laju inovasi dan eksekusi strateginya.
Ingin tahu saham teknologi lain yang berpotensi tumbuh seiring ledakan AI? Pantau terus perkembangan sektor semikonduktor dan AI di kanal investasi Nanovest untuk analisis eksklusif dan insight terbaru.



