Amazon & Microsoft dukung pembatasan ekspor chip Nvidia ke China, sinyal baru persaingan AI memanas.
Dua raksasa teknologi Amerika, Amazon dan Microsoft, kini resmi mendukung undang-undang baru yang bertujuan membatasi ekspor chip Nvidia ke China. Kebijakan tersebut, dikenal sebagai GAIN AI Act, berpotensi mengubah dinamika industri AI global dan menambah ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan China.
Laporan Wall Street Journal menyebut bahwa Microsoft sudah menyampaikan dukungan secara publik, sementara Amazon Web Services (AWS) menyampaikannya secara privat kepada staf Senat AS.
Prioritaskan Pasokan Chip AI untuk Amerika
GAIN AI Act merupakan bagian dari National Defense Authorization Act dan dirancang untuk memastikan prioritas pasokan chip AI kelas atas ke pelanggan domestik Amerika sebelum diberikan kepada negara lain.
Intinya, undang-undang ini ingin memastikan bahwa:
- AS tidak kekurangan chip berperforma tinggi di tengah ledakan permintaan AI.
- Produksi dan supply chain chip AI tetap terkonsolidasi untuk keamanan nasional.
- Kemampuan AI strategis tidak bocor atau dimanfaatkan oleh negara rival.
Bagi Washington, urgensi ini meningkat seiring kekhawatiran bahwa China dapat menggunakan akses chip AI untuk memperkuat teknologi militernya.
Anthropic Ikut Mendukung, Google & Meta Masih Diam
Startup AI berpengaruh Anthropic, pesaing OpenAI, juga mendukung RUU tersebut. Namun dua pemain besar lainnya Meta Platforms dan Google tidak memberikan posisi resmi. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan pandangan di antara para hyperscaler tentang bagaimana mengatur rantai pasokan GPU Nvidia. Menariknya, Presiden AS Donald Trump juga belum menyatakan sikap.
Gedung Putih Menganggap Dampaknya Terbatas
Menurut laporan tersebut, pejabat Gedung Putih termasuk AI czar David Sacks, yang kini berperan penting dalam peta kebijakan teknologi menilai bahwa dampak GAIN AI Act sebenarnya terbatas.
Alasannya:
Departemen Perdagangan AS sudah mengatur ekspor chip Nvidia ke China sejak 2022. Dengan kata lain, regulasi ini dianggap sekadar memperkuat kebijakan yang sudah berjalan.
Ini Berpotensi Menghambat Kompetisi Global
Sebaliknya, Nvidia memberikan peringatan keras. Sang pembuat chip AI paling dominan di dunia itu menyatakan bahwa GAIN AI Act dapat:
- Mempersempit pasar global chip AI.
- Membatasi kemampuan perusahaan non-AS mengakses komputasi berkualitas tinggi.
- Melemahkan daya saing teknologi Amerika dalam jangka panjang.
Nvidia selama ini menolak pembatasan tambahan karena memandang pasar luar negeri termasuk China sebagai komponen penting dari pendapatan mereka.
Gelombang Persaingan AI Menciptakan Friksi Baru di Washington
Dukungan Amazon dan Microsoft terhadap pembatasan Nvidia menandakan dinamika yang rumit di industri AI:
- Para hyperscaler membutuhkan GPU dalam jumlah besar.
- Persaingan mendapatkan chip semakin ketat.
- Kebijakan pembatasan ekspor dapat menguntungkan mereka yang mampu membeli chip dalam jumlah besar di dalam negeri.
Dengan kata lain, RUU ini berpotensi menjadi alat strategis bagi para raksasa cloud untuk mendapatkan prioritas pasokan GPU yang sangat langka.
Apa yang Bisa Terjadi?
Jika GAIN AI Act diberlakukan secara penuh, dampaknya bisa luas:
1. Pasokan GPU Jadi Semakin Terpusat di AS
Ini akan memperkuat dominasi AS dalam infrastruktur AI global.
2. China Berpotensi Percepat Pengembangan Chip Domestik
Pembatasan AS selama dua tahun terakhir sudah mendorong China memacu produksi GPU lokal seperti Huawei Ascend.
3. Kompetisi Antara Hyperscaler Jadi Lebih Tajam
Microsoft, Amazon, Google, Meta, dan Anthropic terus bersaing ketat untuk mendapatkan kapasitas komputasi generatif.
4. Nvidia Berada dalam Posisi Sensitif
Chip mereka menjadi komoditas geopolitik bukan sekadar komponen teknologi.
Dukungan Amazon dan Microsoft terhadap GAIN AI Act memperlihatkan bahwa perebutan kekuatan AI bukan hanya soal inovasi, namun juga soal kontrol terhadap rantai pasokan chip.
Regulasi ini bisa menjadi titik balik bagi persaingan AI global dan Nvidia berada tepat di tengah pusaran tersebut.






