Jun 30, 2025

World Liberty Financial Yang Didukung Oleh Trump Bermitra Dengan Dewan Kripto Pakistan

Default Featured Image

World Liberty Financial, perusahaan yang mendapat dukungan dari Donald Trump, telah menandatangani Letter of Intent dengan Pakistan Crypto Council untuk mendorong percepatan adopsi kripto di Pakistan, salah satu pasar dengan pertumbuhan tercepat di kawasan Asia Selatan.

Lewat kerja sama ini, World Liberty akan membantu Dewan dalam meluncurkan regulatory sandbox untuk menguji produk berbasis blockchain, memperluas pemanfaatan stablecoin untuk remitansi dan perdagangan, mengeksplorasi tokenisasi aset dunia nyata, serta mendukung pengembangan protokol keuangan terdesentralisasi (DeFi).

Pendiri World Liberty — Zach Witkoff, Zak Folkman, dan Chase Herro — menandatangani perjanjian ini dalam sebuah pertemuan dengan CEO Pakistan Crypto Council, Bilal bin Saqib. Acara tersebut juga dihadiri oleh Gubernur Bank Sentral Pakistan, Menteri Keuangan, dan Sekretaris IT.

Donald Trump dan keluarganya memberikan dukungan saat peluncuran World Liberty tahun lalu dan menerima sebagian keuntungan dari platform ini.

Pakistan Crypto Council adalah lembaga pemerintah yang bertugas mengatur industri kripto sekaligus mendorong adopsi lebih luas dan menarik investasi asing.

Menurut laporan Chainalysis, Pakistan menempati posisi kesembilan dalam tingkat adopsi kripto global pada tahun lalu, dengan sekitar 25 juta pengguna aktif dan transaksi tahunan mencapai 300 miliar dolar AS. Menteri Keuangan Pakistan, Muhammad Aurangzeb, menegaskan bahwa negara ingin memanfaatkan potensi generasi mudanya, di mana sekitar 60% dari total penduduk berusia di bawah 30 tahun.

“Generasi muda dan sektor teknologi adalah aset terbesar Pakistan. Melalui kemitraan seperti ini, kami membuka jalan baru untuk investasi, inovasi, dan posisi kepemimpinan di ekonomi blockchain dunia,” ungkap Aurangzeb.

Pakistan kini berupaya menyeimbangkan inovasi di bidang kripto dengan penguatan regulasi. Ketiga pendiri World Liberty juga baru-baru ini bertemu dengan mantan CEO Binance, Changpeng Zhao, yang kini menjadi penasihat Pakistan Crypto Council untuk mendukung pengembangan regulasi dan inovasi kripto di negara tersebut.

Sementara itu, Badan Investigasi Federal (FIA) Pakistan mengajukan kerangka regulasi kripto pada 10 April, yang bertujuan untuk menangkal pendanaan terorisme, mencegah pencucian uang, dan memperketat kontrol Know Your Customer (KYC).

Direktur FIA, Sumera Azam, menjelaskan bahwa kerangka tersebut merupakan bagian dari upaya untuk menjaga keseimbangan antara kemajuan teknologi dan keamanan nasional.

Kerangka ini masih menunggu persetujuan legislatif dan masukan dari pelaku industri kripto, dengan implementasi bertahap yang direncanakan mulai tahun 2026.

Pendekatan baru ini sangat berbeda dibandingkan sikap Pakistan pada Mei 2023, ketika mantan Menteri Keuangan Aisha Ghaus Pasha menegaskan bahwa negara tersebut tidak akan pernah melegalkan penggunaan kripto karena kekhawatiran terkait regulasi Financial Action Task Force (FATF).

World Liberty Financial Yang Didukung Oleh Trump Bermitra Dengan Dewan Kripto Pakistan
by Albert Agung


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan