Jul 24, 2025

Wall Street Cetak Rekor Baru, Data Ekonomi Positif dan Laporan Laba Dorong Optimisme Investor

Wall Street kembali menari di atas rekor. Indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite menembus level tertinggi sepanjang masa pada Kamis (18/7), didorong oleh serangkaian laporan keuangan perusahaan besar, data ekonomi yang menunjukkan ketahanan konsumen, serta pasar tenaga kerja yang tetap kuat.

Di balik euforia itu, tensi politik masih mengintai, dengan Presiden Donald Trump terus menekan Ketua The Fed Jerome Powell terkait kebijakan suku bunga.

Ketiga indeks utama AS kompak menguat:

  • Dow Jones Industrial Average naik 0,5%

  • S&P 500 menguat 0,7% dan ditutup mendekati 6.300

  • Nasdaq Composite naik 0,7%, juga mencetak all-time high baru

Konsumen Masih Belanja, Resesi Makin Jauh?

Kunci dari optimisme ini adalah sinyal kekuatan ekonomi domestik yang sulit diabaikan. Data penjualan ritel bulan Juni mencatat rebound signifikan, menunjukkan bahwa tarif impor dari Trump belum menekan daya beli masyarakat secara nyata.

Bank-bank besar yang sudah melaporkan laba kuartalan juga menyebutkan bahwa kesehatan konsumen AS masih dalam kondisi “baik”.

Sementara itu, klaim pengangguran mingguan turun ke 221.000, terendah dalam tiga bulan terakhir. Penurunan ini menandai pemulihan dari lonjakan klaim di bulan Mei, dan menjadi sinyal bahwa pasar tenaga kerja masih ketat, meskipun inflasi belum sepenuhnya reda.

Laba Perusahaan Bantu Dorong Pasar

Beberapa laporan keuangan penting memberi dorongan tambahan:

  • TSMC (TSM) mencetak laba kuartalan tertinggi dalam sejarahnya, didorong oleh lonjakan permintaan chip untuk AI. Sahamnya melonjak, mendorong sektor semikonduktor secara keseluruhan.

  • PepsiCo (PEP) mencetak kenaikan pendapatan mengejutkan dan menurunkan proyeksi penurunan laba tahun 2025, mengindikasikan efisiensi biaya yang mulai membuahkan hasil.

  • Netflix (NFLX) menjadi sorotan utama karena menjadi Big Tech pertama yang melaporkan kinerja kuartalannya. Saham NFLX telah menguat signifikan sepanjang tahun dan menjadi tolok ukur awal untuk musim laporan laba sektor teknologi.

Politik Moneter Masih Bayangi: Trump Vs Powell Jilid Baru?

Di sisi lain, investor masih mencermati ketegangan politik yang terus bergulir. Trump kembali melontarkan kritik terhadap Ketua The Fed Jerome Powell, bahkan sempat mengancam akan memecatnya.

Meski kemudian meralat dengan mengatakan “tidak ada rencana saat ini,” pasar saham sempat mengalami tekanan pada hari Rabu akibat komentar tersebut.

Trump secara konsisten mengkritik sikap “dovish yang setengah hati” dari Fed karena belum juga memangkas suku bunga, meskipun inflasi melambat. Namun data menunjukkan bahwa pelaku pasar hampir 100% yakin The Fed akan menahan suku bunga pada pertemuan dua pekan mendatang.

Pasar Rayakan Momentum, Tapi Awan Masih Menggantung

Dengan rekor harga saham, rebound ekonomi, dan laporan keuangan yang solid, Wall Street berada di posisi yang sangat kuat. Namun, investor masih waspada terhadap:

  • Potensi lonjakan inflasi dari tarif lanjutan Trump

  • Ketidakpastian kebijakan moneter dari The Fed

  • Ancaman politik terhadap independensi bank sentral

Jika Powell tetap bertahan dan ekonomi terus menunjukkan ketahanan, reli pasar bisa berlanjut. Tapi jika tensi antara Gedung Putih dan The Fed meningkat tajam, ketidakpastian bisa cepat kembali ke pasar.

Wall Street boleh pesta hari ini, tapi di balik grafik hijau, tetap ada garis tipis antara optimisme dan gejolak yang belum selesai.

 

Wall Street Cetak Rekor Baru, Data Ekonomi Positif dan Laporan Laba Dorong Optimisme Investor
by Kiki A. Ramadhan

0 comments


Artikel lainnya

Jul 24, 2025
0 Comments

Penurunan Harga SOL ke $180 Akan Menjadi Entri Bagus Sebelum Reli ke Level Tertinggi Baru

Solana (SOL) anjlok 9,5% pada Rabu, turun dari $205 menjadi $186, dan berpotensi membentuk pola bearish engulfing di grafik harian. Jika harga ditutup di bawah $190, ini akan menjadi penurunan harian terbesar sejak 3 Maret, ketika SOL sempat jatuh lebih dari 20%. Di pasar derivatif, futures SOL terkoreksi tajam setelah posisi long senilai $30 juta terlikuidasi, menyusul open interest (OI) yang mencetak rekor $12 miliar. Meskipun harganya masih 36% lebih rendah dari puncak sepanjang masa, tingginya OI menunjukkan banyak trader mulai menutup posisi long dan mengamankan keuntungan. Sejumlah indikator on-chain juga mengisyaratkan potensi koreksi. Net taker volume beralih ke sisi jual, menandakan lebih banyak transaksi agresif dilakukan oleh penjual. Hal ini diperkuat oleh penurunan aggregated spot cumulative volume delta (CVD), yang mengukur dominasi aktivitas beli atau jual, mengindikasikan banyak holder mengambil profit di kisaran $200. Menariknya, aggregated futures CVD terus menurun meskipun harga sempat naik, menunjukkan pelaku pasar futures secara bertahap menambah posisi jual, sebuah divergensi bearish yang menjadi sinyal awal penurunan. Selain itu, funding rate mencapai level tertinggi dalam tiga bulan terakhir, menandakan perdagangan long terlalu padat. Kombinasi OI yang besar dan biaya pendanaan tinggi menciptakan kond

Penurunan Harga SOL ke $180 Akan Menjadi Entri Bagus Sebelum Reli ke Level Tertinggi Baru
byAlbert Agung