Jun 30, 2025

Trump Mengatakan Bahwa AS Akan Menjadi ‘Negara Adidaya Bitcoin’ Karena Harga BTC Mematahkan Tren Turun Selama 4 Bulan

Default Featured Image

Bitcoin Tembus Tren Turun, Trump Ingin AS Jadi Negara Adidaya Kripto

Bitcoin (BTC) menunjukkan performa positif dengan kembali menembus level $86.000 pada 20 Maret 2025. Pergerakan ini terjadi setelah BTC berhasil keluar dari tren penurunan yang telah membatasi harga dalam beberapa waktu terakhir. Kenaikan ini didorong oleh sentimen makroekonomi yang positif dari Federal Reserve serta rumor kebijakan baru terkait aset kripto dari pemerintah AS.

Salah satu pemicu utama euforia pasar adalah pidato virtual Presiden Donald Trump dalam acara Blockworks Digital Asset Summit 2025 di New York. Trump menegaskan bahwa ia tidak akan menjual Bitcoin hasil sitaan pemerintah dan akan menghapus regulasi seperti Operation Chokepoint 2.0. Ia juga menyampaikan ambisinya menjadikan Amerika Serikat sebagai pusat kripto dunia.

“Bersama-sama, kita akan menjadikan Amerika sebagai negara adidaya Bitcoin dan ibu kota kripto global,” ujar Trump.

Secara teknikal, Bitcoin berhasil menembus dua indikator penting: rata-rata pergerakan sederhana (SMA) 200 hari dan rata-rata pergerakan eksponensial (EMA) 200 hari. Analis Rekt Capital menyebut bahwa ini menjadi sinyal positif terhadap sentimen jangka panjang investor. Ia juga mencatat bahwa RSI harian Bitcoin akhirnya keluar dari tren turun yang telah terjadi sejak November 2024.

Meski demikian, pandangan berbeda datang dari QCP Capital. Perusahaan trading tersebut menilai bahwa reli saat ini bisa jadi tidak bertahan lama. Menurut mereka, meskipun pasar menyambut baik pernyataan The Fed, nada kebijakan justru menunjukkan kehati-hatian. Proyeksi pertumbuhan ekonomi diturunkan menjadi 1,7%, sementara inflasi diperkirakan meningkat menjadi 2,8%.

Selain itu, grafik dot plot The Fed menunjukkan peningkatan jumlah pejabat yang memprediksi tidak ada pemotongan suku bunga sepanjang 2025. Alat prediksi FedWatch dari CME Group juga memperkirakan pemangkasan suku bunga baru akan terjadi paling cepat pada bulan Juni.

Dengan kondisi yang masih berubah-ubah, arah pergerakan Bitcoin selanjutnya akan sangat ditentukan oleh perkembangan kebijakan dan sentimen pasar global.

Trump Mengatakan Bahwa AS Akan Menjadi ‘Negara Adidaya Bitcoin’ Karena Harga BTC Mematahkan Tren Turun Selama 4 Bulan
by Albert Agung


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan