Jun 29, 2025

Token WLD Anjlok ke Titik Terendah, Inovasi Baru Worldcoin Tak Mampu Dongkrak Harga

Default Featured Image

Di tengah upayanya memperluas ekosistem, World (sebelumnya dikenal sebagai Worldcoin) justru menghadapi tantangan besar. Token native mereka, WLD, terjun bebas ke level terendah sepanjang masa, meskipun proyek ini baru saja meluncurkan fitur komunikasi inovatif bernama World Chat.

Pengumuman fitur baru ini dilakukan pada 6 Maret 2025, di mana World memperkenalkan Mini App terbaru dalam ekosistem World App. Dengan fitur ini, pengguna dapat mengirim pesan dan melakukan transaksi kripto dalam satu platform. 

Namun, alih-alih mendorong reli harga, WLD justru mengalami penurunan lebih dari 26% dalam sebulan terakhir dan kini bernilai kurang dari $1 per token.

Lantas, apa yang sebenarnya terjadi?

Fitur Canggih yang Tak Mampu Angkat Harga

World Chat adalah fitur perpesanan yang terhubung langsung dengan World ID dan dompet World App, yang memungkinkan pengguna memverifikasi apakah mereka berinteraksi dengan manusia asli atau tidak.

Fitur ini didesain untuk mengurangi spam dan penipuan berbasis bot, sehingga percakapan dalam jaringan World lebih aman dan tepercaya. Pengguna yang telah diverifikasi akan memiliki gelembung chat berwarna biru serta ikon World ID gem, sedangkan akun yang belum diverifikasi hanya memiliki gelembung abu-abu tanpa tanda pengenal.

World juga memastikan bahwa percakapan dalam aplikasi ini memiliki enkripsi end-to-end, meningkatkan keamanan dalam komunikasi digital. Selain itu, pengembang eksternal dapat mengintegrasikan World Chat ke dalam Mini Apps mereka, memperluas potensi penggunaan fitur ini dalam berbagai aplikasi berbasis Web3.

Namun, inovasi ini tampaknya tidak cukup untuk menyelamatkan WLD dari keterpurukan.

Harga WLD Anjlok 90% dari Puncak Tertinggi

Sejak mencapai puncak $11 per token pada Maret 2024, WLD kini telah kehilangan lebih dari 90% nilainya. Pada 4 Maret 2025, harga token ini sempat jatuh hingga $0,8813, sebelum sedikit pulih ke $0,95766.

Penurunan harga ini terjadi meskipun ekosistem World terus berkembang. Pada Januari lalu, proyek ini mengumumkan bahwa mereka telah berhasil memverifikasi lebih dari 10 juta pengguna dalam jaringan identitas digitalnya.

Dengan basis pengguna lebih dari 24 juta, seharusnya ada potensi besar bagi WLD untuk tumbuh.

Namun, pertanyaannya adalah: mengapa harga justru terus turun?

Regulasi Jadi Penghambat?

Salah satu faktor utama yang membebani WLD adalah regulasi ketat dari berbagai negara. Selama setahun terakhir, World menghadapi pengawasan ketat dari otoritas di Kenya, Jerman, Korea Selatan, Spanyol, dan Hong Kong.

Sebagian besar regulator mempertanyakan bagaimana World mengumpulkan dan mengelola data biometrik penggunanya. Kekhawatiran utama terletak pada privasi dan keamanan data, mengingat proyek ini melibatkan pemindaian iris mata pengguna untuk sistem identifikasi digitalnya.

Pemerintah Kenya bahkan sempat menangguhkan operasi World di negaranya, dengan alasan bahwa metode pengumpulan data proyek ini tidak sesuai dengan regulasi perlindungan privasi.

World sendiri telah berulang kali menegaskan bahwa mereka mematuhi semua aturan di wilayah tempat mereka beroperasi. Namun, sentimen negatif terhadap regulasi tetap membuat investor ragu untuk berinvestasi dalam WLD.

Akankah WLD Bangkit Lagi?

Dengan peningkatan ekosistem dan adopsi pengguna yang terus berkembang, WLD seharusnya memiliki fundamental yang cukup kuat. Namun, beberapa hal masih menjadi ancaman bagi pemulihan harga:

Jika World bisa mengatasi masalah regulasi, kepercayaan investor bisa kembali meningkat dan membawa reli harga bagi WLD.

Jika adopsi fitur seperti World Chat meningkat, token WLD bisa mendapat lebih banyak utilitas dan menarik lebih banyak permintaan.

Jika ketidakpastian regulasi berlanjut, WLD mungkin akan tetap berada dalam tren turun meskipun ekosistemnya berkembang.

Jika minat investor terhadap token berbasis identitas digital menurun, World bisa kesulitan mempertahankan valuasinya di pasar kripto yang sangat kompetitif.

Saat ini, pasar masih menunggu langkah berikutnya dari World untuk mengatasi tantangan besar ini. Sementara itu, investor WLD harus tetap waspada dan mempertimbangkan semua risiko sebelum mengambil keputusan di tengah volatilitas tinggi ini.

Token WLD Anjlok ke Titik Terendah, Inovasi Baru Worldcoin Tak Mampu Dongkrak Harga
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan