Apr 2, 2024

Swiss Memperbolehkan Kripto Sebagai Salah Satu Alat Pembayarannya

Kemajuan teknologi keuangan telah membawa perubahan yang signifikan dalam perilaku konsumen dan cara mereka melakukan transaksi keuangan. Prioritas utama bagi kebanyakan orang adalah kenyamanan dalam bertransaksi, meskipun efisiensi juga penting. Namun, tidak semua orang mengadopsi mata uang kripto meskipun menawarkan lebih banyak pilihan dan biaya yang lebih rendah.

Kota Lugano di Swiss menjadi contoh terbaik bagaimana adopsi mata uang kripto dapat meningkat. Lebih dari 15% penduduknya menggunakan stablecoin LVGA untuk membayar tagihan, berbelanja, dan menggunakan layanan online sehari-hari. Inisiatif ini memudahkan penduduk untuk bertransaksi dengan mudah hanya dengan satu klik.

Keuntungan besar aset digital adalah aksesibilitasnya yang meningkat, terutama di negara-negara berkembang di mana layanan keuangan masih terbatas bagi sebagian orang. Mata uang kripto telah membuka pintu bagi banyak orang yang sebelumnya tidak memiliki akses ke layanan keuangan tradisional. Meskipun adopsi mata uang kripto belum merata di seluruh dunia, namun semakin banyak layanan yang mulai menerima pembayaran dalam bentuk mata uang digital.

Sebagai contoh, beberapa toko dan layanan besar seperti Wikipedia, Microsoft, dan Google sudah menerima pembayaran dengan Bitcoin. Demikian pula, Majalah Time dan beberapa perusahaan lain telah bermitra dengan platform kripto untuk menyederhanakan pembayaran aset digital. Bahkan pembayaran pajak di beberapa kota seperti Lugano juga sudah dapat dilakukan menggunakan kripto.

Meskipun begitu, perjalanan adopsi mata uang kripto tidaklah tanpa rintangan. Beberapa inovasi bahkan dihadapkan pada penolakan publik, karena banyak orang masih ragu dengan hal yang belum mereka kenal. Namun, prakiraan pertumbuhan mata uang kripto cukup menjanjikan. Sebuah studi menunjukkan bahwa jumlah orang yang siap menerima gaji dalam bentuk mata uang kripto terus meningkat.

Langkah besar untuk integrasi mata uang kripto dengan industri keuangan adalah persetujuan ETF Bitcoin spot di AS pada bulan Januari lalu, menandakan legalisasi aset kripto telah dimulai. Hal ini membuka pintu bagi pengguna biasa untuk mulai menggunakan kripto dengan lebih percaya diri. Selain itu, partisipasi pemain institusional seperti MicroStrategy, Square, dan Tesla, juga membawa kredibilitas dan membuka jalan bagi adopsi yang lebih luas terhadap layanan yang berhubungan dengan blockchain.

Industri kripto terus memperluas layanannya setiap tahun dengan produk baru dan teknologi. Meskipun tidak menggantikan lembaga keuangan secara instan, kemungkinan akan ada peralihan menuju solusi pembayaran yang lebih inovatif di masa mendatang. Regulasi yang lebih jelas diharapkan dapat memperkuat hubungan antara bursa kripto dan lembaga keuangan tradisional, bahkan membuka kemungkinan bagi pengguna untuk mengatur pinjaman dalam bentuk mata uang kripto favorit mereka.

Sejarah menunjukkan bahwa teknologi keuangan baru dapat membawa perubahan yang tidak terduga. Dengan tren perubahan regulasi dan adopsi yang terus meningkat, peran mata uang kripto dalam pembayaran sehari-hari semakin besar, membawa dunia ke arah cara-cara yang lebih maju dalam mengatur keuangan

Swiss Memperbolehkan Kripto Sebagai Salah Satu Alat Pembayarannya
by Albert Agung

0 comments


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan