Jun 29, 2025

Solana Bantah Lobi Masuk dalam Crypto Reserve AS, Trump Bikin Pasar Bergejolak

Default Featured Image

Rumor panas kembali mengguncang dunia kripto. Salah satu pendiri Solana, Anatoly Yakovenko, dengan tegas membantah klaim bahwa perwakilan Solana melobi pemerintah AS agar jaringan mereka dimasukkan ke dalam cadangan kripto strategis yang diusulkan oleh mantan Presiden Donald Trump.

Spekulasi ini muncul setelah laporan media menyebut bahwa Ripple berusaha memperkuat kredibilitasnya dengan mendorong Solana untuk masuk dalam daftar aset kripto cadangan pemerintah. Namun, Yakovenko langsung membantah tuduhan tersebut dan menegaskan bahwa tidak ada lobi formal dari pihak Solana.

“Perwakilan Solana itu siapa? Ini sama seperti mengatakan ada perwakilan resmi Bitcoin. Tidak ada yang menanyakan saya, dan saya juga tidak mengajukan diri,” tulis Yakovenko dalam unggahan media sosialnya menanggapi pertanyaan dari jurnalis kripto Laura Shin.

Lebih jauh, Yakovenko menegaskan bahwa Solana adalah jaringan yang terdesentralisasi, sehingga ide tentang “perwakilan resmi” tidak masuk akal.

Trump dan Proposal Crypto Reserve yang Memicu Gejolak

Kontroversi ini bermula setelah Donald Trump mengumumkan rencananya pada 2 Maret 2025 untuk membentuk cadangan strategis aset digital sebagai bagian dari kebijakan keuangan AS.

Pengumuman ini langsung memicu lonjakan harga aset kripto:

* Bitcoin (BTC) sempat menembus $94.000, mencetak reli baru setelah sebelumnya mengalami tekanan pasar.
* Ethereum (ETH) mengalami lonjakan 19%, mengikuti sentimen bullish yang melanda pasar.

Namun, langkah ini juga menimbulkan perdebatan sengit. Beberapa pelaku industri menyambut baik langkah Trump sebagai tanda bahwa pemerintah semakin membuka diri terhadap aset digital. Di sisi lain, ada kekhawatiran bahwa campur tangan pemerintah justru bisa merusak prinsip desentralisasi, yang menjadi inti dari industri kripto.

Yakovenko termasuk di antara mereka yang menentang ide pemerintah mengendalikan cadangan kripto. Menurutnya, intervensi semacam ini justru bisa menjadi ancaman terbesar bagi kebebasan finansial yang diperjuangkan teknologi blockchain.

“Jika memang harus ada cadangan, sebaiknya didasarkan pada kriteria yang objektif dan terukur,” ujarnya. Namun, ia tidak ingin terjebak dalam perdebatan tentang aset mana yang pantas masuk dalam daftar tersebut.

Bitcoin Saja atau Multi-Aset?

Yakovenko bukan satu-satunya yang skeptis terhadap kebijakan crypto reserve ala Trump. Sejumlah tokoh industri juga mengungkapkan pandangan kritis mereka:

* Lee Bratcher, Presiden Texas Blockchain Council, berpendapat bahwa cadangan AS seharusnya hanya berisi Bitcoin karena BTC merupakan aset digital paling mapan dan terdesentralisasi.
* Brian Armstrong, CEO Coinbase, juga menyarankan agar cadangan ini hanya fokus pada Bitcoin sebagai “penerus emas”. Menurutnya, pendekatan ini lebih simpel dan jelas.

Namun, ada juga yang melihat potensi besar jika pemerintah AS mengadopsi lebih banyak aset digital. Beberapa analis berpendapat bahwa langkah ini bisa membantu melegitimasi sektor kripto dan mempercepat adopsi institusional di Amerika Serikat.

Dampak bagi Investor dan Masa Depan Kripto

Perdebatan ini dipastikan belum akan berakhir dalam waktu dekat, terutama karena kebijakan kripto menjadi salah satu isu panas dalam pemilihan presiden AS 2024.

Bagi investor, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

Jika crypto reserve AS terwujud, kemungkinan besar Bitcoin akan menjadi aset utama yang diakumulasi pemerintah. Ini bisa memperkuat statusnya sebagai “emas digital” dan mendorong harga lebih tinggi.

Jika pemerintah mulai mengakuisisi aset kripto lainnya, seperti Ethereum atau Solana, pasar altcoin bisa mengalami lonjakan permintaan yang signifikan.

Jika intervensi pemerintah terlalu besar, maka bisa muncul kekhawatiran bahwa regulasi lebih ketat akan diterapkan, yang justru berpotensi menekan inovasi di industri kripto.

Dengan semakin dekatnya pemilu AS, kebijakan kripto kemungkinan akan menjadi salah satu senjata utama dalam perdebatan ekonomi. Apakah langkah Trump ini akan membawa kripto ke era baru atau justru merusak esensi desentralisasi? Hanya waktu yang bisa menjawab.

Solana Bantah Lobi Masuk dalam Crypto Reserve AS, Trump Bikin Pasar Bergejolak
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan