Jun 29, 2025

SEC Mengakui Pengajuan ETF Grayscale Solana Dalam Langkah Yang Penting

Default Featured Image

Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) telah mengambil langkah yang dianggap penting dalam proses persetujuan dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) untuk aset spot Solana. Ini terjadi setelah SEC menerima pengajuan revisi dari Grayscale, yang menurut para analis merupakan langkah awal untuk ETF Solana.

“Ini cukup signifikan karena SEC sebelumnya menolak pengajuan serupa terkait ETF Solana,” ungkap James Seyffart, seorang analis ETF dari Bloomberg, mengenai pengajuan formulir 19b-4 yang diperbarui oleh Grayscale pada 6 Februari.

Analis ETF Bloomberg lainnya, Eric Balchunas, menyebutkan bahwa ini merupakan perkembangan yang menarik. Ia menambahkan bahwa meskipun masih tahap awal, ini menunjukkan dampak dari perubahan kepemimpinan di SEC.

Sebelumnya, SEC menolak ETF spot Solana selama masa jabatan Gary Gensler karena dianggap salah kategori sebagai “commodity trust shares,” menurut penjelasan pengacara keuangan Scott Johnsson.

Pada Januari lalu, Seyffart memperkirakan bahwa persetujuan ETF spot Solana mungkin baru bisa tercapai pada tahun 2026. Proses ini juga diperumit oleh tuntutan hukum yang sedang berlangsung terhadap Binance dan Coinbase, di mana Solana dianggap sebagai sekuritas yang tidak terdaftar.

Seyffart juga menyebutkan bahwa divisi penegakan hukum SEC menganggap Solana sebagai sekuritas, yang menghambat divisi lain untuk meninjau Solana dalam kerangka ETF komoditas. Batas akhir untuk pengajuan ETF spot Solana oleh Grayscale diperkirakan jatuh pada 11 Oktober.

Dalam beberapa pekan terakhir, berbagai penerbit ETF seperti 21Shares, Bitwise, VanEck, dan Canary Capital mengajukan kembali formulir 19b-4 melalui Cboe BZX Exchange pada 28 Januari. Bitwise bahkan mengajukan proposal untuk ETF spot Dogecoin pada hari yang sama.

Cboe BZX juga mengajukan formulir untuk Canary Capital, WisdomTree, 21Shares, dan Bitwise guna mendaftarkan ETF spot XRP di AS pada 6 Februari. Selain itu, SEC juga menerima pengajuan dari Grayscale untuk ETF spot Litecoin, yang menurut Seyffart memiliki peluang besar menjadi produk berikutnya yang disetujui setelah Bitcoin dan Ethereum.

Seyffart menambahkan bahwa pengajuan dari Canary Capital untuk ETF spot Litecoin sudah aktif ditinjau oleh regulator, sementara pengajuan dari produk kripto lainnya berjalan lebih lambat.

Sementara itu, JPMorgan memperkirakan bahwa ETF spot Solana yang disetujui dapat menarik investasi antara $3 hingga $6 miliar dalam tahun pertama. Prediksi ini dinilai cukup realistis oleh Balchunas. Platform prediksi Polymarket memperkirakan peluang sebesar 39% bahwa SEC akan menyetujui ETF spot Solana sebelum 31 Juli.

SEC Mengakui Pengajuan ETF Grayscale Solana Dalam Langkah Yang Penting
by Albert Agung


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan