Jun 29, 2025

Proposal SIMD-0228: Solusi Emisi Token Variabel untuk Kendalikan Inflasi di Solana

Default Featured Image

Multicoin Capital telah mengajukan proposal untuk mengubah model emisi token Solana dari sistem tetap menjadi sistem dengan tingkat variabel yang dirancang untuk mengurangi inflasi.

Proposal ini, yang dikenal sebagai SIMD-0228, menawarkan solusi berbasis pasar yang berfluktuasi berdasarkan tingkat partisipasi staking, yang dihitung dengan membagi jumlah SOL yang di-stake dengan total jumlah token yang beredar.

Jika tingkat partisipasi staking turun di bawah target 50%, emisi token baru akan meningkat untuk mendorong lebih banyak partisipasi dari staker dan validator dalam mengamankan jaringan. Sebaliknya, jika tingkat partisipasi melebihi target 50%, emisi token akan dikurangi, dengan batas maksimum yang diberlakukan untuk mengontrol tingkat inflasi.

Tokenomics dan inflasi menjadi tantangan utama bagi jaringan kripto terdesentralisasi, yang memicu perdebatan tentang model insentif yang paling optimal.

Debat Mengenai Emisi Token Solana

Pada Mei 2024, validator Solana menyetujui proposal lain, SIMD-0096, yang menghapus mekanisme pembakaran 50% untuk biaya prioritas validator. Dengan proposal ini, 100% dari biaya tersebut dialokasikan untuk produsen blok (block producers).

Namun, proposal ini menuai kritik. Beberapa pihak memperingatkan bahwa menghapus mekanisme pembakaran 50% akan meningkatkan tingkat inflasi SOL. Inflasi ini memang menguntungkan validator, tetapi pemegang SOL yang tidak melakukan staking akan dirugikan karena nilai kepemilikan mereka tergerus.

Meskipun disetujui dengan tingkat persetujuan 77%, hingga saat ini SIMD-0096 belum diimplementasikan di mainnet Solana. Data dari StakingRewards menunjukkan bahwa sekitar 65% dari total pasokan SOL saat ini sedang di-stake.

Selain itu, pada Desember 2024, Jito, solusi maximal extractable value (MEV) berbasis Solana, mencatatkan lebih dari $100 juta dalam bentuk tip. Hal ini memberikan sumber pendapatan tambahan bagi validator.

Para pendukung perubahan emisi token Solana berpendapat bahwa pendapatan validator melalui strategi MEV sudah cukup untuk menjadi insentif dalam mengamankan jaringan. Dengan demikian, memberikan 100% biaya prioritas kepada validator dianggap tidak perlu dan hanya akan meningkatkan risiko inflasi SOL.

Proposal SIMD-0228: Solusi Emisi Token Variabel untuk Kendalikan Inflasi di Solana
by Rian Jakawardana


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan