Nvidia kembali menunjukkan bahwa ambisinya di dunia kecerdasan buatan (AI) jauh melampaui sekadar menjual chip grafis berdaya tinggi. Dalam laporan 13F terbaru ke Securities and Exchange Commission (SEC), raksasa semikonduktor asal California itu terungkap diam-diam menambah porsi investasinya pada CoreWeave (CRWV), perusahaan penyedia infrastruktur cloud berbasis GPU yang sedang naik daun.
Langkah ini bukan hanya transaksi biasa. Dengan total nilai investasi yang kini mendekati US$4,33 miliar, CoreWeave resmi menjadi saham terbesar dalam portofolio Nvidia, menyumbang lebih dari 91% kepemilikan ekuitasnya hingga akhir Juni 2025.
Sebagai perbandingan, saham Arm Holdings yang menjadi posisi terbesar kedua Nvidia, hanya mewakili sekitar 4,1% dari total portofolio.
Nvidia + CoreWeave: Simbiosis AI Masa Depan
CoreWeave, yang awalnya lahir sebagai mining pool Ethereum sebelum bertransformasi menjadi penyedia cloud khusus AI, kini muncul sebagai pemain kunci di infrastruktur komputasi generatif.
Dengan layanan GPU-accelerated cloud yang sangat dibutuhkan startup maupun raksasa teknologi, CoreWeave berhasil memosisikan diri bukan sekadar pelanggan, melainkan juga mitra strategis Nvidia.
Kenaikan kepemilikan saham dari 17,9 juta lembar pada kuartal pertama menjadi 24,28 juta lembar di kuartal kedua menunjukkan tingkat kepercayaan Nvidia yang sangat tinggi.
Bahkan, beberapa analis di Wall Street menyebut hubungan Nvidia-CoreWeave ini sebagai “pasangan emas AI” yang bisa mendefinisikan lanskap infrastruktur digital dekade berikutnya.
Menurut laporan CNBC sebelumnya, CoreWeave sudah mengantongi kontrak besar senilai miliaran dolar dari perusahaan teknologi top AS untuk penyewaan server AI berbasis GPU Nvidia H100.
Dengan meningkatnya permintaan global terhadap layanan AI generatif, kolaborasi ini berpotensi menciptakan siklus keuntungan timbal balik: semakin besar CoreWeave, semakin tinggi permintaan GPU Nvidia.
Portofolio Nvidia: Lebih dari Sekadar Chip
Selain CoreWeave, Nvidia juga tercatat memiliki saham di beberapa perusahaan lain yang masih berada dalam ekosistem AI dan komputasi canggih:
- Arm Holdings (ARM): ~4,1% portofolio. Penyedia arsitektur chip yang mendominasi perangkat mobile dan edge computing.
- Applied Digital (APLD): ~1,8% portofolio. Fokus pada pusat data berperforma tinggi.
- Nebius (NBIS): ~1,5% portofolio. Perusahaan infrastruktur cloud dengan spesialisasi komputasi berat.
- Recursion Pharmaceuticals (RXRX): kepemilikan kecil, tapi signifikan karena menggarap AI untuk penemuan obat.
Meski porsinya relatif kecil dibanding CoreWeave, diversifikasi ini memperlihatkan strategi Nvidia yang lebih luas: mengunci posisi di seluruh rantai nilai AI, dari semikonduktor hingga bioteknologi.
Sinyal Kuat untuk Investor
Bagi investor, langkah ini menjadi sinyal tegas bahwa Nvidia memandang pembangunan infrastruktur AI bukanlah tren sesaat, melainkan pergeseran struktural jangka panjang.
Dengan kapitalisasi pasar yang sudah melampaui US$3 triliun pada pertengahan 2025, Nvidia tampak tidak puas hanya menjadi pemasok chip. Ia ingin berperan sebagai arkitek ekosistem AI global.
Namun, di sisi lain, ada peringatan dari beberapa analis yang melihat potensi overheating pada sektor AI. Valuasi CoreWeave, misalnya, melonjak drastis dalam setahun terakhir sejak IPO, membuat sebagian investor ritel khawatir akan gelembung.
Tetapi bagi Nvidia, taruhan besar ini justru mencerminkan keyakinan bahwa AI baru memasuki babak awal.
Keputusan Nvidia menambah saham CoreWeave adalah lebih dari sekadar investasi finansial ini adalah pernyataan strategis. Dengan memperkuat ikatan dengan pemain infrastruktur AI, Nvidia berupaya memastikan dominasinya tidak hanya di pasar hardware, tapi juga dalam menentukan arah industri AI secara global.
Seperti kata seorang analis di Morgan Stanley, “Jika CoreWeave berhasil, Nvidia tidak hanya akan menjadi pemasok terbesar chip AI, tapi juga investor paling berpengaruh dalam membentuk masa depan AI.”
Dan bagi pasar, pesan yang tersampaikan jelas: AI masih jauh dari puncaknya, dan Nvidia ingin memastikan dirinya tetap berada di pusat pusaran tersebut.
Menurutmu, apakah langkah Nvidia ini lebih mirip strategi jangka panjang yang visioner atau justru risiko spekulatif di tengah hype AI?