Mei 27, 2024

Persetujuan ETF Spot Ethereum Bisa Lebih Menguntungkan Bitcoin

Pendiri MicroStrategy, Michael Saylor, menyatakan bahwa persetujuan dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) spot Ether oleh regulator Amerika Serikat merupakan kabar baik untuk Bitcoin. Menurut Saylor, persetujuan ini membuat posisi Bitcoin secara politis lebih kuat karena didukung oleh seluruh industri kripto.

Saylor menjelaskan bahwa ETF spot Ether akan berfungsi sebagai garis pertahanan lain untuk Bitcoin. Hal ini disampaikan setelah Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) menyetujui delapan ETF spot Ether untuk terdaftar di bursa masing-masing pada 23 Mei.

Saylor menegaskan bahwa persetujuan ini akan mempercepat adopsi institusional, karena investor yang sebelumnya ragu sekarang akan mengenali kripto sebagai kelas aset yang sah. 

Ia menjelaskan bahwa meskipun modal akan dialokasikan di berbagai aset kripto, Bitcoin akan tetap menerima sebagian besar modal yang dialokasikan, mengingat posisinya sebagai pemimpin mata uang kripto.

Saylor memperkirakan bahwa investor arus utama akan mulai mengalokasikan sekitar 5% hingga 10% dari portofolio mereka ke dalam kelas aset kripto, dengan Bitcoin menerima 60% hingga 70% dari alokasi tersebut.

Saylor juga mengakui bahwa pendapatnya tentang ETF spot Ether telah berubah. Sebelumnya, ia berpendapat bahwa kemungkinan persetujuan SEC sangat tipis. Dua minggu sebelumnya, ia melihat bahwa Bitcoin akan menjadi satu-satunya aset yang disekuritisasi dan ditawarkan sebagai ETF spot oleh Wall Street, dan akan menyebar sebagai satu-satunya aset kripto yang sah.

Pada 3 Mei, Cointelegraph melaporkan bahwa Saylor memprediksi bahwa SEC akan mengklasifikasikan ETH sebagai sekuritas, diikuti oleh BNB, Solana, XRP, dan Cardano yang juga akan dipandang dengan cara yang sama.

Persetujuan ETF spot Ether oleh SEC adalah tonggak sejarah dalam dunia kripto yang tidak hanya memengaruhi Ethereum, tetapi juga Bitcoin dan aset kripto lainnya. Langkah ini menandakan pengakuan institusi terhadap Ether sebagai aset investasi yang sah, yang dapat membuka pintu bagi arus modal institusional yang lebih besar ke dalam ruang kripto.

Data menunjukkan bahwa kapitalisasi pasar Bitcoin tetap yang terbesar di antara kripto lainnya, dengan dominasi pasar sekitar 45-50%. Dengan ETF spot Ether yang kini disetujui, kita dapat memperkirakan peningkatan minat investor institusional terhadap Ether. 

Namun, seperti yang dikemukakan Saylor, sebagian besar alokasi modal kemungkinan besar masih akan diarahkan ke Bitcoin. Ini karena Bitcoin sering dilihat sebagai “emas digital” dan aset kripto yang paling stabil dan mapan.

Jika kita mempertimbangkan skenario di mana investor institusional mengalokasikan 5-10% dari portofolio mereka ke dalam kelas aset kripto, dan Bitcoin mendapatkan 60-70% dari alokasi tersebut, kita bisa melihat peningkatan signifikan dalam kapitalisasi pasar Bitcoin. 

Misalnya, jika institusi besar seperti hedge fund dan dana pensiun mengelola dana gabungan senilai triliunan dolar, bahkan alokasi 5% dapat berarti puluhan hingga ratusan miliar dolar yang mengalir ke pasar kripto.

Selain itu, peningkatan legitimasi Ether sebagai aset yang dapat diinvestasikan melalui ETF spot dapat meningkatkan sentimen positif di pasar kripto secara keseluruhan. Ini berpotensi menarik lebih banyak investor ritel yang sebelumnya ragu-ragu untuk berinvestasi dalam kripto.

Dalam pandangan Michael Saylor, persetujuan ETF spot Ether bukan hanya kemenangan bagi Ethereum, tetapi juga bagi Bitcoin dan industri kripto secara keseluruhan. Ini menunjukkan bahwa pasar kripto sedang bergerak menuju pengakuan dan penerimaan yang lebih luas dari lembaga-lembaga keuangan besar. 

Meskipun Ether akan mendapat manfaat dari perkembangan ini, Bitcoin diperkirakan akan tetap menjadi penerima utama dari arus modal yang baru, memperkuat posisinya sebagai aset utama dalam kelas aset kripto.

Persetujuan ETF Spot Ethereum Bisa Lebih Menguntungkan Bitcoin
by Nurina Muawanah

0 comments


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan