Jun 26, 2025

Penjualan Semikonduktor Global Melesat 18,7% di Juli 2024

Default Featured Image

Industri semikonduktor global kembali mencatatkan pertumbuhan yang mengesankan. Pada bulan Juli 2024, total penjualan chip global mencapai $51,3 miliar, meningkat 18,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu $43,2 miliar.

Data ini diungkapkan oleh Semiconductor Industry Association (SIA) dalam laporan terbaru mereka pada 3 September 2024. Lonjakan ini sekaligus menjadi tanda positif bahwa industri semikonduktor tetap kuat meski di tengah tantangan global, termasuk ketidakpastian ekonomi.

Tidak hanya mengalami pertumbuhan tahunan, penjualan semikonduktor juga naik 2,7% dibandingkan bulan Juni 2024. Ini merupakan bulan keempat berturut-turut penjualan chip menunjukkan peningkatan bulanan, sebuah sinyal pemulihan yang stabil bagi industri yang menjadi tulang punggung berbagai sektor teknologi.

Amerika Memimpin Pertumbuhan, Eropa Terpuruk

Yang menarik, pasar Amerika memimpin pertumbuhan global dengan kenaikan signifikan sebesar 40,1% year-on-year, menjadikannya kawasan dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Kinerja ini menyoroti permintaan tinggi untuk chip di wilayah Amerika, didorong oleh adopsi teknologi mutakhir seperti kecerdasan buatan (AI), cloud computing, dan kebutuhan semikonduktor untuk kendaraan listrik (EV) yang terus meningkat.

Menurut John Neuffer, Presiden dan CEO SIA, “Pasar semikonduktor global terus tumbuh secara substansial dari tahun ke tahun di bulan Juli, dengan penjualan bulanan meningkat untuk keempat bulan berturut-turut.

Pasar Amerika menunjukkan pertumbuhan yang sangat kuat, dengan kenaikan 40,1%.”

Sementara itu, wilayah lain seperti Tiongkok juga mencatat pertumbuhan kuat dengan peningkatan 19,5% year-on-year, dan kawasan Asia Pasifik/All Other tumbuh 16,7%. Namun, tidak semua wilayah menikmati lonjakan yang sama.

Penjualan semikonduktor di Jepang turun tipis sebesar 0,8%, sedangkan Eropa mengalami penurunan lebih tajam sebesar 12%. Hal ini mencerminkan tantangan yang dihadapi Eropa di tengah ketidakpastian ekonomi yang disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk ketegangan geopolitik dan inflasi.

Semua Wilayah Naik Kecuali Eropa

Selain pertumbuhan tahunan, penjualan bulanan juga memberikan gambaran menarik. Dibandingkan dengan bulan Juni 2024, penjualan chip di bulan Juli meningkat sebesar 4,3% di Amerika, 3,9% di Asia Pasifik/All Other, 3,3% di Jepang, dan 0,9% di Tiongkok.

Namun, Eropa kembali menjadi satu-satunya wilayah yang mencatat penurunan penjualan, meski hanya sebesar 0,5%.

Penurunan ini dapat dihubungkan dengan tantangan yang lebih besar di sektor teknologi Eropa, termasuk krisis pasokan energi dan tekanan regulasi yang membebani industri teknologi dan manufaktur.

Di sisi lain, permintaan yang tinggi di Amerika, Tiongkok, dan kawasan Asia Pasifik membantu menyeimbangkan penurunan ini.

Fondasi Industri Teknologi Global

Semikonduktor telah menjadi elemen kunci dalam banyak industri modern. Permintaan untuk chip terus meningkat karena mereka menjadi bahan utama dalam berbagai produk teknologi, mulai dari smartphone dan komputer hingga kendaraan listrik, perangkat IoT (Internet of Things), dan sistem AI.

Pertumbuhan pesat di pasar Amerika menunjukkan bahwa teknologi AI dan EV (kendaraan listrik) menjadi pendorong utama permintaan semikonduktor. Pengembangan jaringan 5G dan peningkatan kebutuhan data center juga berkontribusi besar terhadap lonjakan penjualan chip di kawasan tersebut.

Namun, meski prospeknya cerah, industri semikonduktor global tetap rentan terhadap beberapa tantangan besar. Ketersediaan bahan baku, ketegangan geopolitik, serta ketergantungan pada beberapa negara kunci dalam rantai pasokan dapat mempengaruhi kelancaran produksi chip dalam jangka panjang.

Perang dagang antara Amerika dan Tiongkok juga menambah kompleksitas bagi perusahaan-perusahaan semikonduktor global yang beroperasi di kedua negara tersebut.

Apa Arti Pertumbuhan Ini Bagi Masa Depan?

Kenaikan signifikan dalam penjualan semikonduktor mengindikasikan bahwa sektor ini akan terus menjadi pemain kunci dalam pertumbuhan ekonomi global, khususnya dalam pengembangan teknologi baru.

Dengan kemajuan AI, otomasi, dan revolusi digital yang tak terelakkan, permintaan untuk chip semikonduktor diperkirakan akan terus meningkat dalam beberapa tahun mendatang.

Namun, tantangan tetap ada, terutama di Eropa yang saat ini mengalami penurunan permintaan. Penurunan penjualan di wilayah ini bisa menjadi cerminan dari perlambatan ekonomi yang lebih luas di Eropa atau perubahan dalam pola permintaan teknologi di kawasan tersebut.

Bagi investor, lonjakan penjualan semikonduktor ini menandakan peluang besar di pasar chip global, terutama di wilayah-wilayah yang mencatatkan pertumbuhan tinggi seperti Amerika dan Asia. Namun, tetap perlu diingat bahwa industri ini rentan terhadap berbagai faktor eksternal, termasuk ketidakpastian geopolitik dan volatilitas rantai pasokan.

Industri semikonduktor global menunjukkan kekuatan yang signifikan dengan pertumbuhan penjualan sebesar 18,7% year-on-year di bulan Juli 2024, dipimpin oleh lonjakan permintaan di Amerika sebesar 40,1%.

Meskipun Eropa mengalami penurunan, prospek industri ini tetap positif, terutama didukung oleh kebutuhan teknologi canggih seperti AI dan kendaraan listrik. Namun, tantangan tetap ada, dan bagaimana industri ini mengatasi hambatan global akan menjadi penentu keberhasilan masa depan mereka.

Penjualan Semikonduktor Global Melesat 18,7% di Juli 2024
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan