Jun 29, 2025

Pengamat Kripto Masih Berharap Pada Trump Meskipun Diam di Hari Pertama

Default Featured Image

Kurangnya perintah eksekutif terkait kripto dari Presiden Donald Trump pada hari pertama masa jabatannya yang baru memicu kekhawatiran di kalangan komunitas kripto. Meski demikian, banyak yang masih optimis bahwa kebijakan terkait akan segera menyusul.

Pada 20 Januari, Trump menandatangani sejumlah perintah eksekutif, tetapi hingga kini tidak ada yang mencakup aset atau kebijakan kripto. Presiden yang sebelumnya menarik perhatian komunitas kripto saat kampanye belum memberikan pernyataan tentang Bitcoin atau aset digital lainnya. Hal ini menyebabkan penurunan di pasar kripto, di mana nilai Bitcoin turun 6% dari rekor tertinggi $108.786 menjadi $102.000.

Namun, beberapa pihak di industri ini tidak terlalu khawatir. Pedagang berjangka “Satoshi Flipper” mengungkapkan kepada 225.000 pengikutnya di platform X bahwa Trump telah menunjukkan komitmennya terhadap kripto melalui tindakannya akhir pekan lalu. Ia menyebut Trump telah membeli altcoin senilai ratusan juta dolar, meskipun beberapa orang khawatir karena presiden belum menyebut Bitcoin secara langsung.

Will Clemente, salah satu pendiri Reflexivity Research, juga menyoroti respons berlebihan dari komentator online terkait kurangnya langkah kripto dari Trump pada hari pertama masa jabatannya. Ia optimis bahwa regulasi yang mendukung kripto akan segera hadir.

Selain itu, Jake Chervinsky, seorang pengacara kripto dan anggota dewan Blockchain Association, menekankan bahwa untuk pertama kalinya, SEC dan CFTC dipimpin oleh tokoh-tokoh yang mendukung aturan yang jelas untuk kripto dan menentang pendekatan regulasi melalui penegakan hukum. Mark Uyeda dan Caroline Pham kini menjadi pemimpin baru di dua lembaga tersebut.

Komentator kebijakan moneter “MacroScope” menilai absennya pembahasan tentang Bitcoin dalam pidato pelantikan Trump adalah hal yang wajar, mengingat topik tersebut tidak relevan untuk acara tersebut. Ia juga memprediksi akan ada lebih banyak berita terkait dalam beberapa hari mendatang.

Sementara itu, CEO Circle, Jeremy Allaire, mengungkapkan kepada Reuters di Forum Ekonomi Dunia di Davos bahwa ia memperkirakan Kongres akan mulai aktif membahas regulasi kripto dalam beberapa minggu mendatang. Allaire juga meminta pencabutan Buletin Akuntansi Staf SEC, SAB 121, yang melarang bank dan lembaga keuangan menyimpan aset kripto dalam neraca mereka. Ia berharap Trump dapat mengambil tindakan untuk mengatasi hal ini.

Pengamat Kripto Masih Berharap Pada Trump Meskipun Diam di Hari Pertama
by Albert Agung


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan