Jun 29, 2025

Pendapatan Amazon Q3 Tumbuh 19% di AWS, Strategi Logistik Ditingkatkan

Default Featured Image

Raksasa e-commerce Amazon kembali mencuri perhatian pasar dengan laporan keuangan kuartal ketiga 2024 yang melampaui ekspektasi Wall Street. Dengan pendapatan mencapai $158,9 miliar dan laba bersih sebesar $15,3 miliar, perusahaan ini tidak hanya mencetak pertumbuhan signifikan tetapi juga menegaskan dominasi mereka dalam industri ritel global.

Amazon berhasil mencatat pendapatan per saham (EPS) sebesar $1,43, lebih tinggi dari prediksi analis sebesar $1,14. Hal ini didukung oleh peningkatan signifikan pada penjualan domestik dan internasional, serta unit layanan cloud mereka, Amazon Web Services (AWS), yang tumbuh 19% year-over-year (yoy) menjadi $27,5 miliar.

Senjata Baru Amazon

CEO Amazon, Andy Jassy, mengungkapkan bahwa kunci keberhasilan kuartal ini terletak pada inovasi logistik dan transformasi rantai pasok. “Kami terus memfokuskan diri pada kecepatan pengiriman untuk anggota Prime, serta efisiensi biaya,” ujar Jassy. Ia menambahkan bahwa perusahaan sedang mengubah cara barang diantar ke pusat pemenuhan dan mempercepat waktu pengiriman dengan strategi regionalisasi.

Inisiatif ini termasuk pembukaan lebih dari 15 fasilitas inbound di AS, yang telah meningkatkan kemampuan distribusi inventaris Amazon sebesar 25% yoy. Selain itu, lebih dari 40 juta pelanggan menikmati layanan pengiriman gratis dalam hari yang sama, meningkat lebih dari 25% dibandingkan tahun lalu.

Diversifikasi Layanan dan Efisiensi Teknologi

Tidak hanya fokus pada kecepatan pengiriman, Amazon juga memperluas manfaat keanggotaan Prime, seperti penghematan bahan bakar hingga 10 sen per galon di stasiun BP dan Amoco, serta pengiriman bahan makanan tanpa batas dari Whole Foods Market dan Amazon Fresh dengan biaya tambahan hanya $9,99 per bulan.

Perusahaan juga memperkenalkan teknologi robotik generasi terbaru di pusat pemenuhannya di Shreveport, Louisiana. Teknologi ini mempercepat proses penyimpanan, pengambilan, dan pengemasan hingga 25% lebih cepat, sekaligus mengurangi biaya pengiriman selama puncak permintaan.

Penjualan Marketplace dan Layanan Pihak Ketiga

Selain itu, pendapatan dari layanan pihak ketiga, seperti komisi, pengiriman, dan biaya pemenuhan, tumbuh 10% yoy menjadi $37,8 miliar. Penjualan toko online utama Amazon juga meningkat 7% yoy menjadi $61,4 miliar, mengungguli estimasi analis sebesar $59,6 miliar.

Proyeksi Q4 dan Tantangan di Depan

Untuk kuartal keempat, Amazon memperkirakan pendapatan akan berada di kisaran $181,5 miliar hingga $188,5 miliar, dengan laba operasional antara $16 miliar hingga $20 miliar. Meskipun proyeksi ini optimis, persaingan di sektor logistik dan e-commerce tetap menjadi tantangan besar, terutama dengan meningkatnya biaya operasional global.

Namun, Amazon tetap percaya diri menghadapi masa depan, dengan fokus pada efisiensi biaya dan kepuasan pelanggan. “Kami yakin bahwa perubahan yang kami lakukan hari ini akan memberikan dampak jangka panjang yang signifikan,” kata Jassy.

Laporan ini tidak hanya mencerminkan kinerja luar biasa Amazon tetapi juga menggambarkan bagaimana strategi inovasi, efisiensi logistik, dan diversifikasi layanan mampu memperkuat posisi mereka di pasar. Dengan langkah yang semakin agresif dalam teknologi dan layanan konsumen, Amazon tampaknya akan terus mendominasi lanskap e-commerce global untuk waktu yang lama.

Pendapatan Amazon Q3 Tumbuh 19% di AWS, Strategi Logistik Ditingkatkan
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan