Apr 17, 2024

OKX Resmikan Jaringan Ethereum Layer-2 untuk Transaksi Murah dan Cepat

OKX, sebuah platform pertukaran mata uang kripto, telah meluncurkan jaringan layer-2 berbasis Ethereum untuk memberikan biaya yang lebih rendah dan interoperabilitas bagi pengguna yang berinteraksi dengan aplikasi terdesentralisasi. 

Jaringan layer-2 yang diberi nama X Layer ini merupakan upaya terbaru OKX untuk memberikan pengalaman yang lebih baik kepada para pengguna. Dengan diluncurkannya mainnet publik pada tanggal 15 April, X Layer menawarkan kemampuan transaksi yang lebih cepat dan biaya yang lebih rendah saat berinteraksi dengan aplikasi blockchain.

X Layer menggunakan teknologi zero-knowledge proof yang telah terbukti meningkatkan keamanan dan skalabilitas. Ini memungkinkan pengguna untuk melakukan transaksi dengan lebih efisien dan aman.

Salah satu keunggulan X Layer adalah kompatibilitasnya dengan Ethereum Virtual Machine (EVM), sehingga pengembang dapat meluncurkan atau memigrasikan aplikasi terdesentralisasi (DApps) berbasis Ethereum tanpa harus menulis ulang kode yang ada.

Menurut pernyataan dari Haider Rafique, Chief Marketing Officer OKX, X Layer dan jaringan layer-2 lainnya akan menjadi infrastruktur integral untuk ekosistem Web3 yang terhubung secara menyeluruh. 

Ini membawa berbagai manfaat, termasuk kemampuan untuk mengakses hampir 200 DApps yang menawarkan berbagai layanan seperti pertukaran token, staking, dan fungsionalitas kontrak pintar.

Selain itu, X Layer juga memungkinkan para pengguna OKX untuk mentransfer aset, melakukan deposit dan penarikan mata uang kripto, serta mengakses berbagai layanan DApps. Semua ini dilakukan dengan menggunakan token asli OKX, yaitu OKB, untuk membayar biaya gas di jaringan.

Penggunaan Chain Development Kit (CDK) dari Polygon dalam pembangunan X Layer juga memberikan keuntungan yang bersifat saling menguntungkan bagi OKX dan jaringan lain yang terhubung ke AggLayer Polygon. Hal ini menghasilkan jaringan likuiditas yang terkoneksi antar berbagai protokol blockchain.

Menurut CEO Polygon, Marc Boiron, integrasi X Layer dengan AggLayer memecahkan masalah fragmentasi likuiditas dan pengguna di berbagai rantai di AggLayer sehingga semuanya dapat tumbuh bersama. Ini memberikan akses yang lebih mudah bagi pengguna OKX, yang mencapai 50 juta, ke X Layer dan semua jaringan lain yang terhubung ke AggLayer.

Selain itu, jaringan layer-2 seperti X Layer juga memiliki peran krusial dalam mempercepat pertumbuhan Ethereum. Berdasarkan perkiraan yang dilakukan oleh perusahaan manajemen investasi VanEck, nilai pasar jaringan layer-2 Ethereum bisa melebihi $1 triliun pada tahun 2030. 

Ini menunjukkan betapa pentingnya kontribusi jaringan layer-2 dalam membantu Ethereum mencapai tingkat skalabilitas yang lebih tinggi, sambil memungkinkan transaksi dan aplikasi terdesentralisasi beroperasi dengan biaya yang terjangkau dan tingkat keamanan yang tinggi.

OKX Resmikan Jaringan Ethereum Layer-2 untuk Transaksi Murah dan Cepat
by Mohammad Alparidzy

0 comments


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan