Jul 1, 2024

Menunjukkan Sinyal Positif, DOGE akan Rebound?

Dogecoin (DOGE), salah satu aset kripto berbentuk meme yang populer telah menunjukkan major buy signal. Informasi tersebut diperoleh dari hasil analisis kripto dengan nama samaran Ali menggunakan indikator TD (Tom Demark) Sequential.

Dalam hasil analisisnya tersebut, Ali menyatakan jika harga DOGE diprediksi akan mengalami rebound dalam waktu dekat.

Indikator TD Sequential adalah alat analisis teknikal yang digunakan untuk menentukan kapan suatu aset berada di ambang perubahan tren. Analisis ini dikemukakan oleh Tom DeMark, pendiri dan CEO DeMark Analytics, pada tahun 1994 dalam bukunya “The New Science of Technical Analysis.”

Strategi ini terdiri dari dua komponen utama, yaitu setup (momentum) dengan sembilan candle dan countdown (kelelahan tren) dengan 13 candle. Indikator ini memberi sinyal potensi pembalikan tren ketika countdown mendekati level tertentu. Untuk memulai countdown, setup tertentu harus terbentuk terlebih dahulu. 

Meskipun Dogecoin sedang mengalami volatilitas di tengah sentimen bearish, indikator teknikal menunjukkan bahwa memecoin ini memberikan sinyal potensi pembelian. 

Ali meyakini bahwa DOGE dapat mengalami kenaikan harga dalam waktu dekat berkat sinyal yang dihasilkan oleh indikator TD Sequential. Indikator TD Sequential telah memberikan sinyal beli pada grafik tiga hari.

Sinyal tersebut menunjukkan bahwa pembalikan tren mungkin akan segera terjadi, yang bisa membuka jalan bagi DOGE untuk mencapai level harga yang lebih tinggi, termasuk level kritis $0,15. 

Grafik tiga hari untuk DOGE juga menunjukkan periode pergerakan turun yang berkepanjangan, ditandai dengan serangkaian candle merah dari pertengahan Juni hingga akhir bulan. 

Penurunan ini membuat DOGE turun dari sekitar $0,17 ke sedikit di bawah $0,13. Namun, munculnya panah hijau pada grafik, yang menandakan sinyal beli TD Sequential, mengindikasikan potensi pembalikan.

Sinyal beli biasanya menunjukkan potensi pergerakan naik dari satu hingga empat candle, masing-masing mewakili periode tiga hari. Saat ini, DOGE telah berada dalam tren bearish sejak 7 Juni lalu.

Hal tersebut ditandai dengan candle merah yang konsisten menunjukkan tekanan jual yang berkelanjutan. Sekitar 24 Juni, DOGE menemukan dukungan sementara di dekat level $0,12.

Berdasarkan grafik analisis di atas, hambatan utama bagi DOGE adalah menembus di atas resistensi langsung di $0,13. Jika DOGE mempertahankan momentum naik, target signifikan berikutnya adalah $0,15. 

Jika sentimen bullish terus berlanjut, DOGE bisa mengincar level yang lebih tinggi, dengan potensi target $0,17, di mana tren turun awal dimulai pada awal Juni. 

Sinyal beli ini memberikan harapan bagi para investor DOGE bahwa mata uang kripto ini mungkin akan segera bangkit dan mencapai level harga yang lebih tinggi.

 

Menunjukkan Sinyal Positif, DOGE akan Rebound?
by Mohammad Alparidzy

0 comments


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan