Jun 29, 2025

Mengapa DeepSeek Mempengaruhi Harga Bitcoin dan Kripto

Default Featured Image

Harga Bitcoin Anjlok 6% Setelah Peluncuran Model AI Baru dari China

Pada 27 Januari, harga Bitcoin mengalami penurunan sebesar 6% setelah pasar saham merespons peluncuran model AI open-source dari China yang disebut oleh investor Marc Andreessen sebagai “momen Sputnik dalam dunia AI.”

Model AI bernama DeepSeek menggemparkan pasar AS karena mampu menjadi pesaing serius bagi perusahaan-perusahaan AI seperti OpenAI dengan biaya pengembangan yang jauh lebih rendah. Dengan hanya menghabiskan sekitar $6 juta dan menggunakan perangkat keras dari Nvidia yang kurang canggih, DeepSeek berhasil menciptakan model AI yang kompetitif.

Saham-saham teknologi pun ikut terseret. Saham dari tujuh perusahaan besar seperti Apple, Nvidia, Tesla, Microsoft, Amazon, Meta, dan Alphabet (Google) semuanya mencatatkan penurunan, dengan Nvidia mengalami penurunan hingga hampir 17%, memecahkan rekor di Wall Street.

Model DeepSeek, yang lebih hemat biaya dan energi, juga mempengaruhi penurunan saham utilitas energi. Perusahaan-perusahaan ini sebelumnya mengandalkan pendapatan dari konsumsi daya tinggi yang digunakan oleh model-model AI seperti ChatGPT.

Pasar Kripto Mengalami Dampak Serupa

Pasar kripto juga terpukul. Harga Bitcoin (BTC) turun 6%, Ether (ETH) merosot 7%, dan sejumlah altcoin mengalami penurunan dua digit. Meskipun volatilitas besar sering terjadi di pasar kripto, penurunan ini menggarisbawahi bahwa aset digital juga rentan terhadap dinamika pasar keuangan global.

Hal ini mengejutkan karena dominasi pengembangan AI sebelumnya selalu dikaitkan dengan Amerika Serikat. Baru pekan lalu, Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana investasi sebesar $500 miliar untuk mempertahankan keunggulan AI negaranya.

Jean Rausis, pendiri bursa terdesentralisasi SMARDEX, menyatakan bahwa turunnya harga kripto tidak secara langsung terkait dengan DeepSeek, melainkan lebih karena sentimen negatif yang melanda pasar secara keseluruhan.

Korelasi Antara Kripto dan Saham

CEO bursa kripto Exodus, JP Richardson, menjelaskan bahwa kripto adalah aset yang sangat bergantung pada risiko pasar. Menurutnya, “Ketika ada ketidakpastian di pasar saham, seperti munculnya model AI yang tidak terduga, harga kripto biasanya ikut tertekan.” Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa adopsi kripto di pasar tradisional menyebabkan korelasi antara pergerakan harga saham dan kripto.

Meskipun sempat anjlok, harga kripto mulai stabil dan pulih, meski saham-saham perusahaan tambang kripto masih mengalami sedikit penurunan. Andre Dragosch dari Bitwise menilai bahwa stabilitas Bitcoin di tengah kejatuhan Nasdaq adalah tanda positif bagi pasar kripto.

DeepSeek dan Dampak Jangka Panjang pada AI

DeepSeek, sebagai model AI open-source, membuka peluang bagi pengembang lain untuk mengadaptasi dan meningkatkan teknologi AI secara lebih efisien. Richardson menyebut model ini sebagai kesempatan besar untuk menciptakan sistem AI yang lebih cepat, murah, dan lebih baik. Sementara itu, beberapa pakar memprediksi bahwa DeepSeek akan mempercepat pengembangan AI global tanpa ada dominasi satu pihak tertentu.

Namun, keberlangsungan DeepSeek di pasar global menghadapi tantangan. Regulator privasi di Italia tengah meninjau apakah kebijakan privasi DeepSeek sesuai dengan regulasi Uni Eropa. Selain itu, aplikasi ini dikritik karena tidak mampu memberikan respons terkait isu-isu sensitif politik seperti Tiananmen Square dan Taiwan.

Meskipun ada kekhawatiran tersebut, banyak pelaku industri tetap optimis bahwa DeepSeek akan memajukan industri AI dengan menyediakan model yang lebih murah dan dapat diakses secara luas.

Mengapa DeepSeek Mempengaruhi Harga Bitcoin dan Kripto
by Albert Agung


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan