Jun 30, 2025

Memecoin Jadi Ladang Uang Sahil Arora Lewat Skema Rug Pull

Default Featured Image

Sahil Arora, seorang pencipta memecoin asal India yang berbasis di Dubai, menyebut skema rug pull atau penipuan memecoin sebagai “peluang paling menguntungkan” dalam wawancara dengan New York Post. Dalam artikel yang terbit pada 17 Mei, Arora mengklaim telah meraup jutaan dolar dari lebih dari 100 rug pull memecoin.

> “Cara paling mudah untuk menghasilkan uang adalah dengan meluncurkan memecoin, menjalankannya, lalu menjualnya begitu kamu melihat ada untung,” kata Arora.

Dalam skema rug pull atau pump-and-dump, pelaku menciptakan memecoin tanpa nilai, kemudian mempromosikannya dengan dukungan palsu atau endorsement berbayar. Begitu harga naik, mereka langsung menjual token dalam jumlah besar yang mereka miliki dalam porsi mayoritas hingga membuat harga anjlok dan para investor merugi. Sebaliknya, pencipta memecoin mengantongi keuntungan besar.

Pada Agustus 2024, seorang analis kripto independen bernama ZachXBT memperkirakan Arora telah mengantongi antara $2 juta hingga $3 juta dari berbagai aksi rug pull.

Tahun lalu, kepada The Defiant, Arora mengaku bahwa melakukan rug pull “butuh banyak akal.” Ia bahkan dengan bangga menyebut dirinya sebagai “penjahat super,” dan mengatakan kepada New York Post bahwa dunia memecoin adalah “kasino terbesar di dunia saat ini.”

Investor kripto senior, Kyle Chassé, mengatakan kepada Post:

> “…setidaknya di kasino, kamu tahu bahwa sekitar 60 persen waktu pihak kasino yang menang. Tapi di [dunia kripto] ini, pihak kasino akan menang 99 persen dari waktu.”

Arora juga menambahkan:

> “Kalau kamu tidak dirugikan oleh saya, mungkin kamu akan dirugikan oleh orang lain. Jadi, lebih baik dirugikan oleh seseorang yang punya rekam jejak sukses daripada oleh orang random di internet.”

Arora Masih Melanjutkan Aksi Rug Pull

Tahun lalu, beberapa selebritas menuduh Arora menggunakan nama mereka untuk mempromosikan memecoin lalu melakukan rug pull. Di antaranya adalah mantan atlet Olimpiade Caitlyn Jenner, rapper Amerika Dimitri Leslie Roger (alias Rich the Kid), dan rapper asal Australia Iggy Azalea.

Meski dituduh dan tak menyangkal keterlibatannya, Arora terus melakukan rug pull. Pada Februari 2025, ia meluncurkan token bernama BROCCOLI, yang terinspirasi dari anjing mantan CEO Binance, Changpeng Zhao (CZ). Token ini diluncurkan menggunakan dompet kripto yang sama seperti saat ia meluncurkan memecoin resmi Jenner pada 2024. Kepada Decrypt, Arora mengaku meraup $6,5 juta dari aksi jual token Broccoli.

Konsultan kripto anonim bernama Cryptony mengatakan kepada Post bahwa harga memecoin seperti Broccoli hanya naik karena permintaan tinggi akibat endorsement atau promosi. Ia menyebut:

“Dalam rug pull, yang kaya makin kaya. Seseorang bisa untung kalau ada orang lain yang rugi. Dari situlah uangnya berasal.”

Arora Bukan Satu-Satunya

Banyak influencer juga dituduh mempromosikan memecoin yang akhirnya ambruk nilainya. Contohnya adalah YouTuber Paul “Ice Poseidon” Denino, Faze Kay, dan Hailey “Hawk Tuah Girl” Welch.

Denino dilaporkan menguras liquidity pool dari memecoin-nya hanya dua minggu setelah diluncurkan. Ia bahkan mengakui mencuri uang investor, dengan total sekitar $750.000.

Faze Kay juga dituduh mempromosikan token bernama Save the Kids yang nilainya langsung turun drastis. Sedangkan token HAWK milik Welch kehilangan 95% nilainya hanya dalam hitungan menit. Namun, menurut manajernya, Welch dinyatakan tidak bersalah oleh Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC).

Memecoin Jadi Ladang Uang Sahil Arora Lewat Skema Rug Pull
by Rian Jakawardana


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan