Jun 27, 2025

Maroko Incar Posisi “Digital Hub” Dunia 2030 dengan AI dan Blockchain

Default Featured Image

Maroko serius memacu transformasi digitalnya dan siap bersaing di kancah global. Pada 25 September lalu, negara Afrika Utara ini meluncurkan strategi ambisius bernama Digital Morocco 2030 dengan alokasi dana mencapai $1,1 miliar.

Target utamanya jelas: menjadikan Maroko sebagai “digital hub” dunia dalam satu dekade mendatang, dengan fokus utama pada adopsi teknologi kecerdasan buatan (AI) dan blockchain. Lantas, bagaimana langkah-langkah konkret yang mereka lakukan?

Investasi Besar untuk Percepatan Digital

Dalam kerangka Digital Morocco 2030, pemerintah Maroko ingin menciptakan 240.000 lapangan pekerjaan baru di sektor digital dan memperkuat layanan publik melalui teknologi terkini.

Angka ini tidak main-main, terutama dengan tujuan untuk meningkatkan ekonomi digital Maroko dan berkontribusi hingga 100 miliar dirham ($10,36 miliar) terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) negara tersebut.

Teknologi AI dan blockchain akan menjadi pilar utama. Salah satu inisiatif penting adalah pembentukan Unified Administrative Services Portal, sebuah platform digital berbasis blockchain yang akan digunakan untuk mengelola berbagai layanan publik seperti kesehatan, pendidikan, hingga perlindungan sosial.

Hal ini diharapkan tidak hanya akan menghemat waktu dan biaya, tetapi juga meningkatkan transparansi layanan pemerintah.

Selain itu, adopsi teknologi AI akan memungkinkan pengolahan dan analisis data secara real-time. Misalnya, AI dapat memantau sistem kesehatan untuk meningkatkan pelayanan atau memproses data pendidikan guna menghasilkan kebijakan yang lebih tepat sasaran.

Memikat Perusahaan Teknologi Global dan Memperbaiki Infrastruktur

Maroko juga berencana untuk memikat perusahaan teknologi global, khususnya yang berfokus pada AI dan blockchain, agar membuka kantor cabang di negara tersebut. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah menciptakan ekosistem teknologi yang dinamis dan kompetitif di tingkat internasional.

Pemerintah melalui Badan Pengembangan Digital Maroko (ADD) akan mendukung digitalisasi administrasi publik dan menyederhanakan prosedur administratif melalui portal digital terpadu. Selain itu, pemerintah akan mengembangkan infrastruktur jaringan 5G dengan target mencakup 70% wilayah Maroko.

Semua upaya ini akan membuka jalan bagi perusahaan teknologi untuk berinvestasi dan mempercepat pertumbuhan sektor digital di negara ini.

Regulasi dan Ekosistem Startup

Namun, ambisi besar ini tak akan mungkin tercapai tanpa ekosistem yang mendukung. Pemerintah Maroko menyadari hal ini dan kini sedang membangun kerangka hukum yang lebih ramah terhadap pertumbuhan startup berbasis AI dan blockchain.

Langkah ini bertujuan untuk memfasilitasi pengembangan startup dan membantu mereka menembus pasar global.

Target pemerintah lainnya adalah mendorong pendapatan ekspor digital hingga 40 miliar dirham ($4,15 miliar) dan meningkatkan peringkat Maroko dalam Indeks Layanan Online Perserikatan Bangsa-Bangsa, dari posisi ke-100 saat ini menjadi posisi ke-50 secara global.

Tantangan dan Peluang di Depan Mata

Meski Digital Morocco 2030 menawarkan banyak potensi, tantangan tetap ada. Adopsi teknologi baru selalu berhadapan dengan resistensi dan masalah kesiapan infrastruktur. Namun, upaya ini tetap patut diapresiasi, terutama jika Maroko berhasil mewujudkan transformasi digital yang inklusif.

Dengan komitmen ini, Maroko tampaknya siap menantang negara-negara maju dalam ekonomi digital.

Jika berhasil, strategi ini akan menjadikan Maroko sebagai pusat teknologi digital di kawasan Afrika dan Timur Tengah, bahkan dunia. Perkembangan ini juga berpotensi menginspirasi negara-negara lain di kawasan dengan ekonomi berkembang untuk mengambil langkah serupa dalam menghadapi revolusi industri 4.0.

Maroko kini berada di jalur yang tepat untuk menjadi pemain besar dalam sektor digital. Dengan kombinasi investasi besar, reformasi regulasi, dan pembangunan infrastruktur, bukan tidak mungkin Maroko akan menjadi salah satu pusat ekonomi digital global yang patut diperhitungkan pada 2030.

Maroko Incar Posisi “Digital Hub” Dunia 2030 dengan AI dan Blockchain
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan