Jun 30, 2025

Mantra Bakar 150 Juta OM Token, Supply Turun, APR Naik Saatnya Buyback?

Default Featured Image

Dunia kripto tidak pernah kekurangan drama. Dan pekan ini, Mantra (OM) menjadi tokoh utamanya. Setelah nilai token anjlok lebih dari 90% hanya dalam hitungan hari, CEO dan pendiri Mantra, John Patrick Mullin, akhirnya melakukan langkah yang sangat jarang dilakukan oleh petinggi proyek blockchain: membakar seluruh alokasi token pribadinya.

Ini bukan sekadar langkah simbolik. Mullin telah memulai proses unstaking 150 juta token OM miliknya token yang ia peroleh saat peluncuran mainnet pada Oktober lalu dan seharusnya baru akan bisa diklaim pada tahun 2027.

Semua token itu akan dikirim ke alamat burn pada 29 April, menghapusnya secara permanen dari sirkulasi.

Dari Krisis ke Komitmen Narasi yang Dibentuk Ulang

Langkah ini muncul sebagai respons langsung terhadap keruntuhan harga token OM, yang turun drastis dari $6.30 menjadi di bawah $0.55 hanya dalam dua hari setelah 13 April. Reaksi investor sangat keras.

Kepercayaan publik pada proyek sempat goyah, memaksa tim inti mengambil langkah pemulihan reputasi.

Dalam pernyataannya, Mullin menyebut pembakaran token ini sebagai “langkah pertama dalam membangun kembali kepercayaan komunitas namun jauh dari yang terakhir.” Dan langkah ini bukan satu-satunya.

Mantra juga mengumumkan bahwa mereka tengah berdiskusi dengan mitra-mitra ekosistem kunci untuk melakukan pembakaran tambahan sebesar 150 juta OM lagi, yang jika terwujud akan menurunkan total pasokan menjadi 1,67 miliar token, serta mengurangi rasio token yang di-stake hingga lebih dari 26%.

Efek Langsung Pasokan Menyusut, APR Naik

Burning token dalam dunia kripto seringkali berfungsi seperti share buyback dalam pasar saham: mengurangi pasokan agar nilainya naik, sambil mengirimkan sinyal kepercayaan dan keseriusan dari pengelola proyek. Dalam kasus Mantra, efek teknikal dari burn ini cukup signifikan:

* Pasokan token berkurang drastis, dari sebelumnya 1,82 miliar menjadi 1,67 miliar OM (jika total 300 juta token terbakar).

 
* Jumlah token yang di-stake berkurang dari 571,8 juta menjadi 421,8 juta OM.

 
* APR staking meningkat, karena rasio bonded turun dari 31,47% menjadi 25,30%, meningkatkan insentif bagi para validator dan investor untuk mempertahankan posisi mereka.

Sentimen Komunitas Apresiasi atau Skeptisisme?

Namun tidak semua pihak langsung percaya. Ketika Mullin mengumumkan niatnya untuk membakar token melalui akun X (Twitter), ia juga mengadakan polling mengenai alternatif lain seperti perpanjangan periode vesting atau penjadwalan ulang unlock token berdasarkan pencapaian.

Polling ini, yang menarik hampir 9.000 suara, justru memicu kritik. Banyak pihak menganggap ini sebagai tanda keraguan atas komitmen burn tersebut. Di tengah gelombang sinisme pasca-penurunan harga, publik menuntut tindakan nyata, bukan survei opini.

Untuk meredam keraguan, Mantra juga merilis dashboard tokenomics publik dan transparan, serta mengumumkan bahwa program buyback token OM sudah berjalan paralel dengan burn.

Apakah Ini Cukup untuk Menyelamatkan Mantra?

Langkah yang diambil Mullin bisa dianggap ekstrem, namun dalam konteks kripto di mana transparansi dan kepercayaan adalah mata uang utama itu mungkin satu-satunya jalan. Pembakaran token senilai jutaan dolar dari pendiri proyek, jika dilakukan konsisten dan transparan, dapat menjadi titik balik kepercayaan investor.

Namun dengan harga OM masih 90% di bawah level tertingginya, dan komunitas yang belum sepenuhnya memaafkan, masih banyak pekerjaan rumah tersisa bagi tim Mantra.

Mantra Bakar 150 Juta OM Token, Supply Turun, APR Naik Saatnya Buyback?
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan