Mei 2, 2024

Jaringan BTC Overload, Bitcoin L2 akan Melesat?

Dorongan akan permintaan untuk Bitcoin layer-2 (L2) semakin meningkat setelah peluncuran protokol Runes yang mengakibatkan biaya transaksi tinggi dan kemacetan jaringan.

Runes adalah standar token Bitcoin yang memungkinkan pengguna untuk membuat token yang dapat dipertukarkan blockchain Bitcoin. Runes diciptakan oleh Casey Rodarmor, ia juga sosok di balik terciptanya Ordinals, yang memungkinkan token non-fungible Bitcoin.

Meskipun menarik banyak perhatian, popularitas Runes mengakibatkan biaya transaksi Bitcoin meningkat dan kemacetan jaringan yang sebelumnya belum pernah terjadi.

Menurut informasi dari Dasbor Dune Analytics, jutaan transaksi Runes telah diproses, yang mana telah berhasil menyumbang 68% dari semua transaksi Bitcoin sejak peluncuran protokol tersebut.

Penelitian dari perusahaan manajemen aset blockchain yaitu Spartan Group, melaporkan bahwa pengenalan Ordinals menyebabkan biaya Bitcoin meningkat hingga 280% sepanjang tahun di mulai Desember 2023.

Laporan tersebut menandakan bahwa aktivitas meningkat di jaringan Bitcoin mendorong akan permintaan untuk terus dikembangkannya solusi penskalaan Bitcoin L2.

Rena Shah, wakil presiden produk dan operasi di Trust Machines, mengatakan bahwa lonjakan dalam jumlah transaksi Bitcoin yang disebabkan oleh pengguna yang ingin menggunakan Runes. Ia menyatakan bahwa peristiwa itu menandakan permintaan yang kuat untuk solusi penskalaan Bitcoin L2. 

Rena Shah juga membandingkan situasi ini dengan apa yang terjadi pada Ethereum ketika biaya transaksi menjadi terlalu tinggi, di mana komunitas dengan cepat mengadopsi solusi penskalaan L2 untuk mengatasi masalah tersebut. 

Shah mengatakan bahwa jaringan Bitcoin L2 yang cukup terkenal saat ini yaitu Stacks yang mana telah dikembangkan selama bertahun-tahun, akan segera menerima upgrade besar yang akhirnya akan membuatnya menjadi Bitcoin L2 yang dapat digunakan.

Shah mengatakan, “Stacks Nakamoto adalah upgrade besar yang akan datang untuk lapisan Stacks, membuatnya lebih cepat dan lebih aman.”

Secara khusus, Shah menjelaskan bahwa upgrade tersebut akan menciptakan waktu blok yang lebih cepat, kepastian Bitcoin, dan peningkatan nilai ekstraksi penambang.

Meskipun inovasi-inovasi ini kemungkinan besar akan berdampak positif pada jaringan Bitcoin, tentunya penting untuk memahami dampaknya terhadap Runes.

Knut Arne Vinger, chief technology officer dan salah satu pendiri Coinweb Labs, mengatakan bahwa solusi Bitcoin L2 dapat memperluas fungsionalitas Runes, membuatnya lebih dapat dikomposisikan dengan data Bitcoin lainnya. 

Ia menilai jika saat ini Runes mirip dengan memecoin dengan sedikit atau bahkan tidak ada utilitas. Vinger menambahkan bahwa kontrak pintar reaktif Coinweb dapat digunakan untuk memantau transaksi yang melibatkan Runes untuk menambahkan mekanisme seperti kolateralisasi dan mekanisme insentif lainnya untuk memperluas kasus penggunaan.

Jaringan BTC Overload, Bitcoin L2 akan Melesat?
by Mohammad Alparidzy

0 comments


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan