Apr 3, 2024

Implikasi Pajak Dari Kekayaan Kripto Yang Mendadak Pada Warga US

Pada tahun 2024, fenomena meme cryptocurrency tengah mencapai puncaknya dengan kepopuleran Dogecoin (DOGE) yang terkenal sebagai koin meme asli. Namun, tahun ini juga menjadi sorotan bagi sejumlah kripto baru yang menampilkan karakter-karakter seperti dogwifhat (WIF), PEPE, hingga SLERF, dan lain sebagainya.

Meme, dalam bentuk apapun, senantiasa memberikan hiburan yang menyenangkan. Terlebih lagi, di era digital ini, kegembiraan dalam menemukan gambar-gambar lucu di portofolio kripto bisa menjadi salah satu kepuasan tersendiri. Namun, di balik euforia tersebut, penting bagi para pelaku pasar untuk memahami bahwa ada risiko keuangan dan kewajiban pajak yang harus diperhatikan dengan cermat.

Sebagai contoh, SLERF menjadi salah satu contoh bagaimana risiko pajak dapat muncul di tengah hingar-bingar musim meme. Di TokenTax, sebuah platform yang fokus pada pajak kripto, kesadaran akan pentingnya kewajiban pajak menjadi perhatian utama, terutama mengingat pendekatan hari pajak yang semakin dekat.

Para pelaku pasar kripto, terutama para pedagang, harus memahami sepenuhnya kewajiban pajak mereka terkait setiap transaksi. Perdagangan kripto ke kripto, yang seringkali dilakukan secara cepat dan intensif, dapat memicu kewajiban pajak yang tidak boleh diabaikan.

Selain itu, pemahaman yang baik tentang cara Internal Revenue Services (IRS) memperlakukan kripto sebagai properti juga penting. Hal ini berarti keuntungan dari perdagangan kripto, baik dalam jangka pendek maupun panjang, akan tunduk pada tarif pajak yang berbeda tergantung pada lamanya aset tersebut disimpan.

Strategi penjualan kripto juga menjadi aspek penting dalam mengelola efisiensi pajak. Menahan kripto dalam jangka panjang atau bahkan melakukan panen kerugian pajak dapat membantu meminimalkan kewajiban pajak secara legal. Akan tetapi, investor juga harus berhati-hati terhadap risiko seperti wash sales yaitu ketika seseorang menjual kripto atau sekuritas dengan kerugian dan dengan cepat membeli kembali kripto atau sekuritas yang sama atau serupa untuk mendapatkan keuntungan pajak.

Setelah euforia musim meme mereda, penting bagi semua pelaku pasar untuk memikirkan perencanaan pajak secara serius. Pencatatan yang akurat dan pemahaman yang baik tentang pajak kripto akan menjadi kunci dalam mencegah musim meme yang epik berubah menjadi mimpi buruk pajak yang menghantui.

Implikasi Pajak Dari Kekayaan Kripto Yang Mendadak Pada Warga US
by Albert Agung

0 comments


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan