Mei 21, 2024

Harga Bitcoin Mencapai $70K Seiring Lonjakan Pembelian Spot dan ETF

Harga Bitcoin (BTC) meroket ke angka yang diidamkan, $70,000, di tengah lonjakan signifikan dalam pembelian spot dan exchange-traded fund (ETF) Bitcoin. Komunitas kripto kini mempertanyakan apakah bull market baru saja dimulai atau sudah mendekati puncaknya.

Analis yang dikenal dengan nama samaran “ELI5 of TLDR” menyatakan bahwa sebagian besar indikator on-chain menunjukkan tanda-tanda awal dari bull market, walaupun beberapa indikator masih memperlihatkan pola puncak. 

Pantulan harga terbaru di sekitar $60,000 telah memicu peningkatan minat, dengan Farside Investors melaporkan arus masuk dana sekitar $950 juta dalam minggu terakhir, jumlah yang belum pernah tercatat sejak Maret lalu.

Menurut grafik harian BTC/USDT, Bitcoin saat ini diperdagangkan di sekitar beberapa ratus dolar dari angka $70,000. EMA 20-hari berada di $64,371, dan RSI yang positif menunjukkan kemungkinan besar terjadinya breakout ke atas. 

Jika Bitcoin berhasil menembus resistensi di $68,000, harga BTC bisa menuju $73,777, meskipun level ini mungkin akan memicu respons bearish yang signifikan. Sebaliknya, jika terjadi penurunan di bawah rata-rata pergerakan, ini bisa menandakan penurunan bearish, dengan potensi penurunan ke $59,600 dan $56,552.

Dalam konteks ekonomi yang lebih luas, kenaikan harga Bitcoin sebesar 51% sejak awal tahun mencerminkan ekspektasi investor terhadap ekspansi moneter di Amerika Serikat, di mana basis moneter M2 melampaui $21,0 triliun pada April 2024.

Peningkatan jumlah uang beredar ini menunjukkan tekanan inflasi yang meningkat meskipun ada periode keragu-raguan dalam pengeluaran oleh perusahaan dan individu. Strategi Federal Reserve Amerika Serikat untuk mengelola inflasi dan menghindari resesi dapat mempengaruhi likuiditas dan, dengan demikian, daya tarik aset langka seperti Bitcoin.

Menambah sentimen bullish, cadangan BTC di bursa telah turun ke titik terendah dalam tujuh tahun. Data dari CryptoQuant menunjukkan hanya ada 1,918,417 BTC yang tersedia di platform perdagangan utama per 19 Mei, mengalami penurunan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.

Kelangkaan ini, ditambah dengan peristiwa halving baru-baru ini yang telah mengurangi separuh pasokan baru dari penambang, membuat sulit untuk membenarkan sikap bearish terhadap Bitcoin.

Pergerakan harga Bitcoin ke $70,000 bukan hanya sekadar angka simbolis, tetapi juga mencerminkan fundamental yang kuat dan keyakinan investor terhadap potensi masa depan kripto ini. 

Lonjakan pembelian spot dan ETF menunjukkan minat yang meningkat dari investor institusional yang melihat Bitcoin sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan alat diversifikasi portofolio yang efektif.

Dengan cadangan bursa yang menurun, ini mengindikasikan bahwa lebih banyak Bitcoin yang disimpan dalam dompet jangka panjang daripada dijual di pasar terbuka. Hal ini menciptakan kondisi pasokan yang ketat, yang dapat memicu kenaikan harga lebih lanjut jika permintaan terus meningkat.

Kebijakan moneter AS yang ekspansif juga memperkuat narasi positif untuk Bitcoin, karena semakin banyak investor mencari alternatif untuk melindungi kekayaan mereka dari potensi devaluasi mata uang fiat. Hal ini menempatkan Bitcoin dalam posisi yang menguntungkan sebagai aset yang langka dan sulit dipalsukan, menarik minat yang lebih luas dari berbagai kalangan investor.

Secara keseluruhan, hal tersebut mengindikasikan bahwa meskipun ada tantangan dan kemungkinan volatilitas, tren jangka panjang untuk Bitcoin tetap optimis dengan banyak indikator yang mendukung kelanjutan peningkatan harga. 

Investor yang cerdas akan mengamati perkembangan ini dengan seksama, sambil mempertimbangkan strategi diversifikasi dan manajemen risiko untuk memaksimalkan keuntungan dari peluang yang ada.

Harga Bitcoin Mencapai $70K Seiring Lonjakan Pembelian Spot dan ETF
by Mohammad Alparidzy

0 comments


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan