Jun 30, 2025

Ethereum Rancang Infrastruktur Blockchain untuk Triliunan Dolar Aset

Default Featured Image

Di tengah gelombang adopsi global terhadap teknologi blockchain dan Web3, Ethereum Foundation meluncurkan sebuah langkah strategis yang ambisius dan berani: Trillion-Dollar Security (1TS).

Inisiatif ini bukan sekadar program peningkatan keamanan biasa, melainkan kerangka jangka panjang untuk memastikan Ethereum layak menjadi infrastruktur finansial dunia baik bagi miliaran individu maupun institusi kelas dunia.

Bayangkan: Ethereum ingin menjadi jaringan yang cukup aman untuk menyimpan triliunan dolar dalam satu kontrak pintar. Tidak sekadar mimpi teknokratis, ini adalah ajakan untuk membentuk ulang standar keamanan digital global.

Visi Ethereum Dari $1.000 Pengguna Ritel hingga $1 Triliun Institusi

Melalui pengumuman resminya, Ethereum Foundation menjelaskan bahwa masa depan Ethereum tidak bisa hanya bertumpu pada skalabilitas atau efisiensi. Keamanan adalah fondasi utama jika jaringan ini ingin menjadi penyimpan aset bernilai tinggi secara global.

Mereka menggarisbawahi dua pilar utama:

* Setiap individu harus dapat menyimpan setidaknya $1.000 secara on-chain dengan aman.
 
* Satu institusi harus dapat mengelola hingga $1 triliun dalam satu aplikasi tanpa kompromi.

Untuk mewujudkan visi ini, Ethereum Foundation menunjuk Fredrik Svantes (Protocol Security Lead) dan Josh Stark dari tim kepemimpinan EF sebagai penggerak utama inisiatif. Mereka akan dibantu oleh tokoh-tokoh besar di bidang keamanan blockchain seperti:

* Samczsun (Paradigm & Security Alliance),
 
* Mehdi Zerouali (Sigma Prime),
 
* Zach Obront (Etherealize, OP Succinct).

Peta Jalan 1TS: Audit, Upgrade, dan Transparansi

Inisiatif Trillion-Dollar Security terdiri dari tiga tahap utama:

1. Pemetaan Risiko dan Kerentanan
 
2. Eksekusi Peningkatan Infrastruktur
 
3. Komunikasi dan Transparansi kepada Publik

#

Tahap 1: Pemetaan Menyeluruh

EF akan melakukan audit penuh terhadap seluruh tumpukan teknologi Ethereum, mulai dari:

* UX dan blind signing
 
* Keamanan wallet (firmware dan supply chain attack)
 
* Kontrak pintar (developer tooling, libraries)
 
* Infrastruktur (cloud, dependency, DNS)
 
* Protokol dan konsensus (DoS, sentralisasi staking)

Dalam fase ini, Ethereum juga akan membuka kanal crowdsourcing dari komunitas untuk mengumpulkan masukan dan menyusun laporan pemetaan keamanan menyeluruh.

#

Tahap 2: Eksekusi

Setelah identifikasi masalah selesai, fokus beralih ke implementasi teknis. Poin krusial: seluruh perbaikan harus tidak merusak usability atau prinsip desentralisasi. Ini bukan sekadar penambalan, tapi restrukturisasi sadar terhadap fondasi jaringan Ethereum.

Tahap 3: Komunikasi Transparan

Tidak cukup hanya “menjadi aman”, Ethereum harus terlihat aman dan dipercaya. Maka, hasil dan perkembangan program ini akan disampaikan secara terbuka dan mudah dipahami oleh publik dari pengguna ritel hingga regulator dan institusi besar.

Apa Implikasinya bagi Dunia Kripto?

Ethereum selama ini dikenal sebagai pionir smart contract dan platform DApp. Namun, celah keamanan masih jadi salah satu ganjalan utama adopsi institusional. Dengan langkah ini, Ethereum secara eksplisit menargetkan trust premium tingkat kepercayaan yang biasanya hanya diasosiasikan dengan lembaga keuangan tradisional.

Lebih jauh, langkah ini bisa menciptakan standar baru industri Web3. Blockchain bukan hanya tentang efisiensi atau anonimitas, tapi tentang keamanan terukur dan dapat diaudit secara publik.

Potensi Jangka Panjang Ethereum sebagai Infrastuktur Keuangan Global?

Jika 1TS berhasil, Ethereum bisa meloncat dari sekadar “ekosistem DeFi” menjadi infrastruktur digital utama dalam sistem keuangan global, setara dengan bank sentral, Visa, atau bahkan SWIFT.

Saat dunia bergerak menuju tokenisasi aset nyata (RWA), identitas digital, dan stablecoin berbasis negara, fondasi kepercayaan menjadi taruhan utamanya. Dan Ethereum dengan Trillion-Dollar Security berniat menjadi penjaga gerbang kepercayaan itu.

Ethereum Rancang Infrastruktur Blockchain untuk Triliunan Dolar Aset
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan