Elon Musk kembali jadi sorotan di Wall Street. Sang CEO Tesla baru saja menggelontorkan dana pribadi sebesar $1 miliar untuk membeli 2,6 juta lembar saham perusahaannya.
Langkah ini meningkatkan kepemilikan Musk dari 12,7% menjadi 12,8%, berdasarkan pengungkapan resmi ke regulator.
Bagi kebanyakan orang, angka $1 miliar terdengar fantastis. Namun, di skala Tesla yang memiliki kapitalisasi pasar sekitar $1,2 triliun, kenaikan kepemilikan itu hanya menambah 0,08% saham.
Dengan kata lain, manuver ini lebih simbolis daripada substansial.
Musk Ingin 25% Voting Power
Sejak Januari 2024, Musk terang-terangan menyatakan keinginannya memiliki 25% hak suara di Tesla. Menurutnya, level tersebut cukup besar untuk menjamin pengaruhnya, namun tetap bisa “ditumbangkan” jika ada oposisi mayoritas.
Musk bahkan sempat menegaskan bahwa tanpa kontrol itu, ia lebih memilih membangun produk-produk baru di luar Tesla.
Masalahnya, untuk menambah sekitar 12,2% saham lagi, ia harus merogoh kocek lebih dari $150 miliar. Jumlah itu belum memperhitungkan efek kenaikan harga saham akibat aksi belanja besar-besaran di pasar terbuka.
Alternatif: Paket Bayaran Fantastis
Mungkin karena kendala itu, Musk mencari jalur lain. Tesla baru-baru ini mengajukan paket kompensasi raksasa yang bisa memberinya saham senilai $1 triliun jika ia berhasil melipatgandakan nilai pasar Tesla delapan kali lipat dan mencapai target operasional selama dekade ke depan.
Paket ini mengingatkan pada skema kompensasi Musk tahun 2018, meski masih harus melewati proses persetujuan hukum.
Sinyal Kepercayaan Diri
Apakah ini soal ambisi kuasa atau sinyal kepercayaan diri? Banyak analis menilai pembelian saham Musk lebih sebagai pesan ke pasar: bahwa ia masih percaya penuh pada Tesla meski industri EV tengah menghadapi tekanan persaingan dan margin yang menipis.
Yang jelas, ini adalah pembelian saham terbuka pertama Musk sejak 2020. Pasar kini menunggu apakah ini hanya langkah satu kali atau awal dari akumulasi besar-besaran.
Tantangan ke Depan
Dengan kekayaan bersih sekitar $419 miliar menurut Bloomberg Billionaires Index, Musk adalah orang terkaya di dunia. Namun, sebagian besar asetnya terkunci dalam saham Tesla, SpaceX, dan xAI bukan kas yang mudah dicairkan.
Jadi, meskipun kaya di atas kertas, mencari likuiditas untuk memborong Tesla lebih jauh bisa menjadi tantangan besar.
Elon Musk mungkin baru saja menggelontorkan $1 miliar, tetapi untuk mencapai impian 25% kendali di Tesla, jalannya masih panjang dan mahal. Entah lewat pasar terbuka atau paket kompensasi jumbo, ambisi Musk jelas akan membentuk masa depan Tesla dan memengaruhi arah industri kendaraan listrik global.