Jun 30, 2025

Dogecoin (DOGE) Berjuang di Level $0.15: Algoritma Machine Learning Ungkap Prediksi Akhir April

Default Featured Image

Harga Dogecoin (DOGE) masih berjuang menembus level psikologis $0.15 menjelang akhir April 2025. Namun, di tengah tekanan ini, algoritma pembelajaran mesin dari Coincodex dan sejumlah Analis Kripto terkemuka justru memproyeksikan peluang pemulihan yang agresif bagi memecoin paling populer tersebut dalam waktu dekat.

Menurut prediksi berbasis AI dari Coincodex, Dogecoin akan tetap berada di kisaran $0.15 hingga akhir April. 

Bahkan, diperkirakan DOGE sempat jatuh di bawah $0.15 pada 24 April, namun akan kembali pulih ke atas level tersebut pada 25 April. Sinyal penguatan diproyeksikan mulai 29 April, dengan potensi harga mencapai $0.163, lalu berlanjut ke $0.166 pada 30 April.

Namun demikian, meski mengalami penguatan teknikal, Dogecoin diperkirakan tetap menutup bulan April dalam zona merah. Momentum baru diprediksi hadir pada Mei 2025, di mana algoritma memproyeksikan reli hingga $0.192—naik lebih dari 19% dari level saat ini.

Dukungan Historis: Mei Jadi Bulan

 Bullish untuk DOGE

Prediksi tersebut sejalan dengan pola historis. Data dari CryptoRank menunjukkan bahwa Dogecoin rata-rata mencatatkan kenaikan 23% setiap bulan Mei. Tahun lalu, DOGE naik 19% selama bulan yang sama, sementara pada Mei 2017, harga Dogecoin sempat melonjak lebih dari 200% saat terjadi bull run besar.

Kondisi ini menambah keyakinan pelaku pasar bahwa bulan depan bisa menjadi titik balik penting bagi DOGE untuk membalikkan tren koreksi saat ini.

Analis: DOGE Bisa Capai $0.26 hingga $0.56 Jika BTC

 Breakout

Selain model AI, Analis Kripto, Kevin Capital, turut memberikan proyeksi optimistis. Dalam unggahannya di X, ia menyatakan bahwa jika harga Bitcoin berhasil menembus $89,000 dengan keyakinan tren naik, Dogecoin berpotensi menguat cepat hingga $0.26. 

!DOGE.

Analis lainnya, Trader Tardigrade, bahkan melihat sinyal lebih besar. Dalam analisis teknikalnya, DOGE dilaporkan tengah breakout dari tren menurun 4 bulan yang terbentuk sejak Januari 2025. Ia mengungkap bahwa DOGE memiliki ruang untuk naik hingga $0.56—jauh melampaui level tertinggi lokalnya di $0.46 yang tercatat pada Desember lalu.

Jika rally ini berlanjut, DOGE diprediksi bisa kembali menantang all-time high (ATH)-nya yang tercapai pada masa puncak hype memecoin.

Saat Ini: DOGE Masih Terkoreksi di $0.16

Hingga Senin siang waktu Indonesia, harga Dogecoin tercatat berada di sekitar $0.16, turun dalam 24 jam terakhir menurut data dari CoinMarketCap. 

!



Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan