Mar 19, 2024

Cuma 3 Hari Presale, Memecoin Solana Tembus $100 juta

Solana

Hanya butuh waktu 72 jam, presale memecoin Solana berhasil menembus nilai hingga $100 juta. Hal tersebut diinisiasi para pendiri memecoin dengan pengumpulan SOL senilai jutaan dolar melalui “presale” dengan membeli memecoin Solana baru.

Tren adanya presale memecoin Solana tersebut diakibatkan tingginya antusiasme investor pada BOME (Book of Meme) yang akhir-akhir ini mencuri perhatian karena nilainya melonjak lebih dari 36.000% .

Diluncurkan pada 14 Maret lalu oleh seniman pseudonim Darkfarms1, BOME mencuri perhatian besar karena peluncurannya melalui model crowdfunding. Kurang dari 56 jam, BOME berhasil menyentuh market cap sebesar $1,45 miliar dengan nilai awal hanya sekitar $4 juta.

Mengutip informasi dari platform analitik blockchain Lookonchain, Sundayfunday.sol selaku investor awal, berhasil memperoleh $32 juta dengan awal nilai investasi hanya sebesar 420,69 SOL atau senilai $72.000 pada saat itu.

Presale BOME telah dimulai pada 13 Maret dan berhasil mengumpulkan 10.131 SOL yang mana nilainya melebihi ekspektasi awal yaitu hanya 500 hingga 600 SOL saja. Selain BOME, terdapat memecoin lain yang terlibat dalam presale seperti Nap (NAP), Nostalgia (NOS), dan sebagainya.

Sistem presale tersebut dilakukan dengan melibatkan investor kripto mengirimkan sejumlah SOL ke alamat dompet developer dan kemudian menerima imbalan ketika token tersebut diluncurkan. Mereka akan mendapat alokasi token sesuai dengan proporsi kontribusinya. 

Sistem tersebut cukup kontroversial bagi beberapa investor karena tidak ada jaminan investor akan menerima token sebagai imbalan atas kripto yang dikirimkan ke alamat dompet presale sehingga rentan terjadi penipuan.

Bahkan, seorang edukator Etherium, Anthony Sassano mengecam model presale tersebut dan menyatakan bahwa siapa pun yang mengirimkan uang mereka ke alamat dompet secara acak dengan harapan menerima token adalah tindakan bodoh.

Meskipun begitu, masih banyak investor yang berpartisipasi dengan adanya volume transaksi yang mencapai $1 miliar. BOME juga akan segera tersedia di berbagai bursa seperti Uniswap, Gate.io, Binance, KuCoin, HTX, Bitget, dan Poloniex. Binance bahkan akan me-listing BOME di platform nya. 

Cuma 3 Hari Presale, Memecoin Solana Tembus $100 juta
by Mohammad Alparidzy

0 comments


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan