Jun 26, 2025

Co-Founder dan Mantan Kepala Ilmuwan OpenAI Mengumpulkan $1 Miliar untuk Startup dengan 10 Karyawan

Default Featured Image

Ilya Sutskever, Co-Founder dan Mantan Kepala Ilmuwan OpenAI dikabarkan telah mengumpulkan satu miliar dolar untuk startup AI yang ia dirikan dengan nilai yang diperkirakan mencapai 5 miliar dolar.

Perusahaan Safe Super Intelligence Inc. (SSI), mengumumkan bahwa pendanaan tersebut dalam pembaruannya pada 4 September di situs web-nya. Menurut SSI, mereka mengumpulkan $1 miliar dari NFDG, a16z, Sequoia, DST Global, dan SV Angel.

Seperti yang dilaporkan Cointelegraph akhir-akhir ini, Sutskever dan Insinyur Dan Levy meninggalkan OpenAI pada Juni 2024, kurang dari setahun setelah Sutskever membentuk tim keamanan “Superalignment” perusahaan. Sementara Sutskever, pada saat itu mengatakan bahwa ia pergi untuk mengejar peluang lain, mantan karyawan lainnya telah mengisyaratkan adanya ketidaksepakatan antara CEO Sam Altman dan anggota lainnya dari perusahaan serta Dewan Direksi. 

Keamanan Artificial Intelligence

SSI tampaknya menjadi pesaing OpenAI dengan misi yang sedikit diubah. Fokus SSI, menurut situs web-nya adalah membangun model AI yang memiliki kecerdasan lebih dari manusiawi dengan cara yang aman.

Itu mungkin terdengar akrab karena Anthropic, perusahaan lain yang didirikan oleh mantan karyawan OpenAI, juga menyatakan bahwa misinya adalah membangun model AI yang aman. Sebenarnya, menurut situs web OpenAI, mereka juga sepenuhnya fokus pada pengembangan AI yang aman untuk kepentingan banyak manusia.

Di mana SSI ini berbeda, sejauh ini mereka mengklaim bahwa mereka hanya akan mengembangkan satu produk yakni “Superintelligence” yang aman. 

Kecerdasan Super

OpenAI dan Anthropic menyediakan produk dan layanan untuk pelanggan di perusahaan dan masyarakat umum. Mereka memiliki produk unggulan yakni ChatGPT dan Claude, yang mereka tawarkan secara terbatas tanpa biaya kepada konsumen dengan opsi untuk berlangganan untuk akses tambahan.

Namun, menurut perusahaan-perusahaan tersebut, tidak ada produk yang sesuai dengan definisi “Superintelligence.” 

Perlu dicatat bahwa “Superintelligence” adalah istilah yang biasanya dikaitkan dengan filsuf Nick Bostrom dalam bukunya tahun 2014, “Superintelligence: Paths, Dangers, Strategies,” Bostrom membahas sistem AI dengan kemampuan kognitif yang jauh melampaui kemampuan manusia paling cerdas sekalipun. Dia memprediksi, pada saat itu, bahwa entitas semacam itu bisa muncul secepatnya “sepertiga pertama dari abad berikutnya.”

Tidak ada definisi ilmiah atau pengukuran yang jelas untuk “Superintelligence.” Namun, berdasarkan konteksnya, dapat diasumsikan bahwa SSI berkomitmen untuk penelitian dan pengembangan sampai saatnya mereka dapat meluncurkan model AI yang secara nyata memiliki kemampuan di atas rata-rata manusia.

Baik OpenAI maupun Anthropic awalnya mengklaim bahwa satu-satunya tujuan mereka adalah membangun AI setara manusia yang melayani kemanusiaan. Namun, membangun sistem AI paling kuat di dunia membutuhkan biaya miliaran dolar dengan menggunakan metode dan teknologi saat ini.

Apakah SSI, sebuah perusahaan dengan hanya 10 karyawan, akan menggunakan dana sebesar $1 miliar untuk membangun Superintelligence pertama di dunia atau pesaing berikutnya dari ChatGPT di arena chatbot? Masih harus dipantau.

Co-Founder dan Mantan Kepala Ilmuwan OpenAI Mengumpulkan $1 Miliar untuk Startup dengan 10 Karyawan
by Ajeng Sri


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan