CEO Mantra, John Mullin, mengatakan bahwa dirinya berencana untuk membakar semua token milik timnya demi mengembalikan kepercayaan komunitas setelah anjloknya harga token Mantra (OM) secara tiba-tiba pada 13 April lalu.
> “Aku berencana untuk membakar semua token timku, dan ketika semuanya sudah pulih, komunitas serta investor bisa memutuskan apakah aku pantas mendapatkannya kembali,” tulis Mullin di platform X pada 16 April.
Dukungan dan Kritik Terhadap Rencana Pembakaran Token
Beberapa anggota komunitas menyambut baik janji Mullin, tetapi ada juga yang khawatir bahwa pembakaran token tim justru bisa mengurangi komitmen jangka panjang tim terhadap pembangunan platform tokenisasi aset dunia nyata yang sedang dikembangkan Mantra.
> “Ini bisa jadi kesalahan. Kita ingin tim yang memiliki insentif tinggi. Membakar insentif memang terlihat seperti isyarat baik, tapi ini bisa mengganggu motivasi tim dalam jangka panjang,” kata pendiri Crypto Banter, Ran Neuner.
Mullin pun mengusulkan agar keputusan untuk membakar 300 juta token tim tersebut dilakukan lewat mekanisme voting terdesentralisasi.
Mantra Siapkan Strategi Pemulihan Harga OM
Mullin juga berjanji akan merilis pernyataan post-mortem untuk menjelaskan secara transparan apa yang sebenarnya terjadi.
Dalam wawancara dengan Cointelegraph pada 14 April, Mullin mengungkapkan rencana untuk menggunakan dana dari Mantra Ecosystem Fund sebesar $109 juta untuk melakukan pembelian kembali (buyback) dan pembakaran token sebagai upaya menstabilkan harga OM yang sempat anjlok dari $6,30 ke $0,52.
Perusahaannya juga dengan tegas membantah rumor yang menyebut bahwa mereka menguasai 90% dari suplai token OM serta terlibat dalam praktik insider trading dan manipulasi pasar.
Mantra mengklaim bahwa kejatuhan harga OM disebabkan oleh “likuidasi sembrono,” dan bukan karena tindakan internal tim.
Bursa kripto seperti OKX dan Binance juga mencatat aktivitas perdagangan OM yang signifikan sebelum token tersebut runtuh. Kedua bursa tersebut membantah keterlibatan dalam insiden tersebut, dan menyebut bahwa penyebabnya adalah perubahan tokenomik OM pada Oktober lalu serta volatilitas ekstrem yang akhirnya memicu likuidasi lintas bursa dalam volume besar pada 13 April.