Jun 26, 2025

Bitwise Memasuki Pasar Eropa Dengan Mengakuisisi ETC Group

Default Featured Image

Bitwise, manajer aset yang berbasis di San Francisco, baru saja merambah pasar Eropa dengan mengakuisisi ETC Group, sebuah perusahaan investasi kripto. Namun, rincian finansial dari kesepakatan ini tidak diungkapkan oleh kedua belah pihak.

Dalam pengumuman yang dirilis pada 19 Agustus, ETC Group, perusahaan yang berbasis di London, diketahui mengelola aset lebih dari $1 miliar. Perusahaan ini memiliki portofolio produk yang mencakup berbagai produk kripto yang diperdagangkan di bursa (ETP), termasuk Bitcoin ETP (BTCE), Ethereum dengan staking (ET32), Solana (ESOL), XRP (GXRP), dan MSCI Digital Assets Select 20 (DA20).

Melalui akuisisi ini, Bitwise menambahkan sembilan ETP kripto yang terdaftar di Eropa ke dalam portofolionya, yang membuat total aset yang dikelola oleh Bitwise melampaui $4,5 miliar.

CEO Bitwise, Hunter Horsley, menyatakan bahwa akuisisi ini memberikan Bitwise peluang untuk melayani investor di Eropa, menawarkan wawasan global kepada klien, serta memperluas lini produk mereka dengan ETP yang inovatif.

ETC Group telah terlibat dalam peluncuran ETP kripto sejak tahun 2020, ketika mereka pertama kali meluncurkan produk-produk mereka di Deutsche Börse Xetra dengan persetujuan dari Otoritas Pengawas Keuangan Federal Jerman, atau BaFin. Selain itu, ETC Group juga telah meluncurkan dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) ekuitas blockchain, yang memberikan kesempatan kepada investor untuk berinvestasi pada perusahaan berbasis teknologi blockchain di Eropa.

Di sisi lain, di Amerika Serikat, Bitwise merupakan salah satu manajer aset yang terlibat dalam peluncuran ETF Bitcoin spot yang baru-baru ini disetujui. Pada bulan Januari, Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) telah menyetujui 11 aplikasi manajer aset, termasuk Bitcoin ETF (BITB) milik Bitwise. Berdasarkan informasi yang tercantum pada situs web dana tersebut, hingga 19 Agustus, dana ini telah mengelola aset bersih hampir $2,27 miliar.

Pada bulan Juli, Bitwise juga mendapatkan persetujuan regulator untuk meluncurkan ETP Ether spot, yaitu Bitwise Ethereum ETF (ETHW). Menurut Bitwise, dalam beberapa minggu pertama, dana ini berhasil menghimpun lebih dari $300 juta dalam aset.

Adopsi ETP kripto diperkirakan akan terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan, didorong oleh permintaan institusional yang kuat dan lingkungan regulasi yang semakin matang untuk aset digital. Horsley sebelumnya menggambarkan adopsi ETF Bitcoin di Amerika Serikat sebagai sesuatu yang diam-diam tetapi signifikan, dengan lebih dari $51 miliar aset yang dikelola terkumpul di 11 ETF Bitcoin sejak produk tersebut diluncurkan di Wall Street.

Bitwise Memasuki Pasar Eropa Dengan Mengakuisisi ETC Group
by Albert Agung


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan