Jun 29, 2025

Bitwise Berencana Untuk Mendaftarkan Aptos ETF

Default Featured Image

Manajer aset kripto Bitwise telah mengajukan permohonan untuk mencatatkan dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) Aptos di Amerika Serikat. Aptos adalah token yang dikembangkan oleh tim yang dipimpin oleh dua mantan karyawan Facebook (sekarang Meta) pada tahun 2022.

Bitwise mengajukan pernyataan pendaftaran S-1 untuk ETF Aptos pada 5 Maret, hanya delapan hari setelah mendaftarkan trust terkait di Delaware pada 28 Februari. Langkah ini semakin menambah daftar altcoin yang sedang menunggu persetujuan dari regulator sekuritas.

Dalam pengajuan ini, Bitwise memilih untuk tidak menyertakan fitur staking pada blockchain Aptos yang berbasis proof-of-stake. Coinbase Custody ditunjuk sebagai kustodian ETF ini, tetapi belum ada kepastian mengenai bursa saham tempat ETF tersebut akan diperdagangkan.

Selain itu, informasi mengenai biaya serta kode ticker untuk ETF ini belum diumumkan. Bitwise juga masih perlu mengajukan formulir 19b-4 agar pengajuannya dapat diakui oleh SEC sebelum regulator mulai meninjau dan mengambil keputusan dalam periode 240 hari.

ETF Aptos ini merupakan bagian dari upaya Bitwise untuk memperluas portofolionya, setelah sebelumnya meluncurkan ETF Bitcoin dan Ether. Dalam beberapa bulan terakhir, perusahaan ini juga telah mengajukan permohonan untuk ETF Solana, XRP, dan Dogecoin.

Berbeda dari pengajuan ETF Bitwise lainnya yang umumnya berfokus pada token dengan kapitalisasi pasar terbesar, Aptos menjadi pengecualian karena saat ini menempati peringkat ke-36 dengan kapitalisasi pasar sebesar $3,8 miliar, berdasarkan data CoinGecko.

Aptos dikembangkan oleh Aptos Labs, sebuah perusahaan yang didirikan oleh Mo Shaikh dan Avery Ching pada tahun 2021. Saat pertama kali diluncurkan pada Oktober 2022, Aptos sempat disebut sebagai pesaing potensial Solana karena menawarkan blockchain layer-1 berkecepatan tinggi dengan biaya transaksi rendah. Namun, berdasarkan data CoinGecko, kapitalisasi pasarnya saat ini masih jauh di bawah Solana, hanya sekitar satu per sembilan belas dari total nilai pasar Solana.

Dalam 24 jam terakhir, harga APT mengalami kenaikan sebesar 14,4%, mencapai $6,25 menurut data CoinGecko.

Aptos saat ini berada di peringkat ke-11 dalam hal total nilai terkunci (TVL) di antara blockchain, dengan nilai mencapai $1,03 miliar menurut DefiLlama. Dari jumlah tersebut, lebih dari $830 juta berupa stablecoin.

Selain itu, blockchain Aptos juga telah digunakan untuk tokenisasi aset dunia nyata, seperti Franklin OnChain US Government Money Fund (FOBXX).

Bitwise sendiri telah memiliki keterlibatan dengan Aptos sebelumnya, dengan meluncurkan Aptos Staking ETP di bursa SIX Swiss Exchange di Swiss pada November lalu, yang menawarkan imbal hasil staking sebesar 4,7%.

Bitwise Berencana Untuk Mendaftarkan Aptos ETF
by Albert Agung


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan