Jul 15, 2024

Bitcoin Tembus $60.400 dalam 10 Hari, Pedagang Antisipasi ‘Bear Trap’

Pada tanggal 14 Juli, harga Bitcoin mengalami lonjakan signifikan, mencapai titik tertinggi dalam 10 hari terakhir di $60.400. Kenaikan ini terjadi setelah berita tentang percobaan pembunuhan terhadap calon presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang memicu volatilitas harga BTC di pasar kripto.

Lonjakan harga ini ditandai dengan harga tertinggi lokal di Bitstamp sebesar $60.423, yang merupakan nilai tertinggi Bitcoin sejak 4 Juli. Data dari Cointelegraph Markets Pro dan TradingView menunjukkan peningkatan signifikan di pasar kripto setelah berita tentang serangan tersebut tersebar. 

Biasanya, kenaikan harga pada akhir pekan jarang terjadi, namun kali ini para pedagang berharap penutupan mingguan dan pembukaan perdagangan pasar tradisional dapat mengkonfirmasi kekuatan reli ini.

Salah satu tokoh kripto terkenal, Crypto Tony, menekankan pentingnya penutupan di atas $60.500 sebagai indikasi kekuatan bagi para ‘bulls’. Analis dan pakar kripto Rekt Capital juga menyoroti area yang sama, dengan BTC/USD berusaha mempertahankan ‘reaccumulation range’ pasca-halving yang kini terancam.

Harga Bitcoin naik 5% dibandingkan penutupan pada 12 Juli, menciptakan potensi ‘gap’ di futures Bitcoin CME Group yang mungkin akan diisi. Pedagang populer, Daan Crypto Trades, mengemukakan kemungkinan adanya ‘bear trap’, di mana pergerakan harga akhir pekan ini dapat menjebak para penjual yang terlambat. 

Likuiditas permintaan yang mengelompok di $60.660 dan dukungan yang menguat di bawah level $60.000, seperti yang ditunjukkan oleh data dari CoinGlass, menunjukkan dinamika pasar yang kompleks.

Lonjakan ke harga tertinggi 10 hari ini memungkinkan BTC/USD untuk mencoba merebut kembali rata-rata pergerakan 200 hari yang penting, yang berada di $59.207 per 14 Juli. Garis tren ini merupakan salah satu dari beberapa ‘bull market trendlines‘ yang hilang dalam beberapa minggu terakhir. 

Selain itu, harga pembelian rata-rata untuk investor di bursa spot Bitcoin AS berada di sekitar level yang sama dengan garis tren 200 hari, yaitu $58.240 pada 10 Juli menurut data dari Checkonchain.

Dengan harga Bitcoin yang mencapai titik tertinggi dalam 10 hari terakhir dan potensi ‘bear trap‘ yang diwaspadai oleh para pedagang, minggu ini menjadi periode krusial untuk melihat apakah reli ini dapat bertahan atau apakah pasar akan mengalami koreksi. Dukungan pada garis tren utama dan rata-rata pembelian investor menjadi elemen penting dalam analisis teknis saat ini, yang akan mempengaruhi strategi perdagangan para pelaku pasar.

Dapat disimpulkan bahwa situasi pasar Bitcoin saat ini sangat dinamis dan penuh dengan peluang serta tantangan. Para pedagang dan investor harus terus memantau perkembangan dan menggunakan analisis teknis untuk membuat keputusan yang tepat. Kenaikan harga yang signifikan ini memberikan sentimen positif, namun kewaspadaan tetap diperlukan mengingat volatilitas yang tinggi.

Bitcoin Tembus $60.400 dalam 10 Hari, Pedagang Antisipasi ‘Bear Trap’
by Nurina Muawanah

0 comments


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan