Jun 29, 2025

Bitcoin Kehilangan $500 Juta Open Interest, Harga BTC Terkoreksi Menuju Level $70K

Default Featured Image

Bitcoin (BTC) kembali mengalami tekanan harga, turun ke kisaran $71.000 saat pembukaan perdagangan di Wall Street pada 31 Oktober 2024. Data makroekonomi dari Amerika Serikat gagal memberikan dorongan positif bagi pasar kripto, memperkuat tren koreksi yang sedang berlangsung.

Data Inflasi “Biasa Saja”, Investor Tunggu Langkah The Fed

Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) untuk bulan September, yang sering digunakan sebagai indikator inflasi pilihan Federal Reserve (The Fed), menunjukkan angka yang sesuai dengan ekspektasi pasar. Namun, ini tidak cukup untuk menggairahkan pelaku pasar kripto.

“Baik inflasi PCE inti maupun CPI tetap tinggi dan sulit turun,” ujar The Kobeissi Letter di media sosial X. Dalam pernyataannya, mereka menyebutkan bahwa langkah potensial The Fed untuk memangkas suku bunga tampaknya akan tertunda.

Menurut data dari CME Group’s FedWatch Tool, peluang pemotongan suku bunga 0,25% pada pertemuan 7 November tetap berada di level 96%, tanpa perubahan signifikan setelah rilis data PCE.

Sementara itu, analis dan trader populer, Michaël van de Poppe, menyatakan bahwa volatilitas besar kemungkinan baru akan muncul pada 1 November ketika data nonfarm payroll (lapangan kerja nonpertanian) dan tingkat pengangguran resmi dirilis.

“Data hari ini tidak memberikan kejutan besar, jadi fokus utama adalah pada data besok,” tulisnya di X. “Kita perlu melihat apakah ada lonjakan volatilitas pada BTC dan ETH.”

Long Position Tertekan, $500 Juta Open Interest Lenyap

Pergerakan harga Bitcoin yang turun 2% dalam sehari menyebabkan lebih dari $500 juta open interest terlikuidasi. Analisis dari Material Indicators menunjukkan bahwa investor besar (whales) mengurangi eksposur BTC mereka dalam 24 jam terakhir.

Hal ini berbanding terbalik dengan pekan sebelumnya, di mana akumulasi oleh kelompok whales mendominasi pasar, sebagaimana dilaporkan Cointelegraph.

“Banyak posisi long yang kini terpaksa dilepas,” tulis analis populer Daan Crypto Trades di X. Ia juga memprediksi bahwa volatilitas akan semakin tinggi dalam beberapa hari mendatang hingga pekan depan.

Data dari CoinGlass mengungkapkan bahwa aksi jual harga telah memakan likuiditas di sisi bid, membuat harga mendekati level psikologis $70.000.

Penutupan Bulanan Tetap Positif

Meskipun koreksi terbaru ini, Bitcoin tetap mencatatkan kenaikan lebih dari 13% month-to-date (mtd) menjelang penutupan candle bulanan Oktober. Ini mencerminkan sentimen positif yang tetap ada di tengah potensi ketidakpastian pasar.

Volatilitas dan ETF Bitcoin

Dengan perhatian yang kini tertuju pada data ketenagakerjaan AS, pasar kripto bersiap menghadapi pekan yang lebih fluktuatif. Selain itu, perkembangan terbaru terkait Bitcoin ETF juga terus menarik perhatian, di mana potensi arus masuk mendekati $1 miliar per hari dapat menjadi katalis besar bagi harga BTC.

Sementara itu, meski tren koreksi ini memberi tekanan, para analis tetap optimis terhadap prospek jangka panjang Bitcoin. Dengan fundamental yang semakin kuat, volatilitas saat ini bisa menjadi peluang bagi investor untuk masuk sebelum potensi penguatan lebih lanjut.

Bitcoin Kehilangan $500 Juta Open Interest, Harga BTC Terkoreksi Menuju Level $70K
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan