Jun 30, 2025

Bitcoin Dapat Menguat Terlepas Dari Apa Yang Diputuskan Oleh FOMC Federal Reserve Minggu Ini

Default Featured Image

Keputusan suku bunga oleh Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 7 Mei diprediksi menjadi momen krusial bagi aset berisiko, termasuk mata uang kripto. Meski mayoritas pelaku pasar memperkirakan suku bunga tidak akan berubah, Bitcoin dan altcoin berpotensi mengalami kenaikan jika Departemen Keuangan AS terpaksa menambah likuiditas demi mencegah terjadinya resesi ekonomi.

Kebijakan moneter yang lebih longgar bisa merangsang pertumbuhan ekonomi, tetapi The Fed juga tengah menghadapi tekanan dari pelemahan nilai dolar AS. Beberapa analis menilai bahwa pemangkasan suku bunga mungkin tak cukup efektif untuk mendorong pemulihan karena ancaman resesi masih membayangi. Dalam kondisi seperti ini, aset lindung nilai seperti kripto dinilai lebih menarik.

Menurut ekonom Jim Paulsen, ketika suku bunga The Fed berada di atas tingkat netral—yakni selisih antara Fed Funds Rate dan indeks pengeluaran konsumsi pribadi inti tahunan—ekonomi AS secara historis cenderung menuju resesi atau periode pertumbuhan lambat disertai meningkatnya pengangguran dan lemahnya konsumsi. Pola ini telah berulang sejak 1971.

Paulsen memperkirakan The Fed pada akhirnya harus menurunkan suku bunga, terlebih dengan tekanan dari Presiden Donald Trump yang menilai kebijakan moneter saat ini masih terlalu ketat dan memperlambat laju ekonomi.

Sementara itu, inflasi konsumen AS yang masih berada di atas target 2% dan tingkat pengangguran 4,2% pada April menjadi alasan tambahan bahwa ekonomi belum menunjukkan tanda-tanda melemah, namun tetap dalam posisi rawan.

Ekspektasi pasar berdasarkan kontrak berjangka menyiratkan peluang 76% bahwa suku bunga akan berada di 4,0% atau lebih rendah pada keputusan FOMC 17 September, turun dari prediksi 90% pada akhir April. Hal ini menunjukkan menurunnya keyakinan pasar terhadap kemungkinan pelonggaran kebijakan dalam waktu dekat.

Walau hal tersebut mungkin terlihat negatif bagi aset berisiko, kondisi ini bisa mendorong pemerintah untuk menyuntikkan dana tambahan ke pasar demi menopang belanja negara, yang pada akhirnya menguntungkan kripto.

Langkah The Fed membeli obligasi senilai $20,5 miliar pada 5 Mei menjadi sinyal baru bahwa intervensi telah dimulai kembali. Penambahan likuiditas seperti ini umumnya berdampak positif bagi kripto, terlebih saat dolar AS melemah terhadap mata uang global lainnya. Investor pun cenderung mencari aset lindung nilai yang lebih kuat ketimbang menyimpan uang tunai.

Indeks Dolar AS (DXY) kini berada di bawah 100 untuk pertama kalinya sejak Juli 2023, mencerminkan kekhawatiran investor terhadap kondisi ekonomi AS. Di saat yang sama, harga emas naik lebih dari 12% dalam sebulan terakhir dan hanya terpaut 2% dari rekor tertingginya. Kepercayaan yang melemah terhadap kemampuan pemerintah membiayai utangnya membuat aset langka seperti Bitcoin semakin diminati.

Meski potensi pemangkasan suku bunga berulang telah mengecil, skenario ini tetap mendukung pertumbuhan kripto. Jika The Fed memperluas neraca keuangannya, hal itu bisa mendorong inflasi dan menurunkan daya tarik investasi pendapatan tetap—kondisi yang justru mendukung aset digital seperti kripto.

Bitcoin Dapat Menguat Terlepas Dari Apa Yang Diputuskan Oleh FOMC Federal Reserve Minggu Ini
by Albert Agung


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan