Jun 29, 2025

Bitcoin Bisa Sideways 4 Bulan? Analis Prediksi Pergerakan Besar Baru di Juni

Default Featured Image

Bitcoin (BTC) saat ini menghadapi tekanan jual yang mulai mereda, tetapi pergerakan harga selanjutnya masih penuh ketidakpastian. Julio Moreno, Kepala Riset CryptoQuant, menyatakan bahwa BTC kemungkinan akan tetap berada dalam pola konsolidasi hingga empat bulan ke depan, sebelum akhirnya mengalami pergerakan besar.

Jika pola ini berulang seperti yang terjadi pada Juni-Oktober 2023, Bitcoin mungkin tidak akan mengalami lonjakan harga signifikan hingga Juni. Apakah ini berarti investor harus bersiap menghadapi fase sideways yang panjang, atau justru ada peluang tersembunyi dalam kondisi ini?

Bitcoin Stagnan, Tapi Ada Sinyal Bottom?

Menurut Moreno, para trader saat ini mencatat kerugian tak terealisasi sekitar 12%, sebuah level yang sering kali menandai titik bawah harga Bitcoin. Data ini diperkuat oleh realisasi kerugian BTC sebesar $1,7 miliar pada 26 Februari, yang menjadi angka tertinggi sejak Agustus 2024.

Pada saat berita ini ditulis, Bitcoin diperdagangkan di kisaran $82.900, turun sekitar 0,9% dalam 24 jam terakhir.

Namun, Moreno menambahkan bahwa meskipun angka ini menunjukkan potensi titik terendah sementara (local bottom), masih ada kemungkinan Bitcoin akan mengalami tekanan lebih lanjut sebelum pulih.

Awas! MVRV Masih di Zona Koreksi

Indikator Market Value to Realized Value (MVRV), yang sering digunakan untuk mengukur apakah Bitcoin overvalued atau undervalued, masih berada di bawah rata-rata pergerakan 365 hari. Ini menunjukkan bahwa Bitcoin masih dalam fase koreksi dan butuh waktu lebih lama untuk kembali ke tren bullish.

CEO CryptoQuant, Ki Young Ju, juga menambahkan bahwa pasar sedang berada di titik krusial. Menurutnya, dalam satu bulan ke depan, kita akan melihat apakah Bitcoin akan kembali turun atau justru mengalami pemulihan.

“Berdasarkan siklus dua tahunan, bull market seharusnya berlangsung hingga April 2025. Saya sudah menyebutkan ini sejak Mei 2024. Satu hingga dua bulan ke depan akan menjadi titik balik penting bagi Bitcoin,” ujar Ju.

Namun, Ju tetap optimis bahwa Bitcoin tidak akan turun di bawah $77.000. Ia melihat skenario terburuk hanya berupa konsolidasi harga di sekitar level tersebut sebelum akhirnya kembali naik.

Investor Harus Siap, Apa yang Harus Dilakukan?

Jika prediksi CryptoQuant benar, maka para investor harus bersiap untuk fase sideways yang cukup panjang hingga pertengahan 2025. Namun, ada beberapa strategi yang bisa dilakukan:

1. Dollar-Cost Averaging (DCA) – Mengakumulasi Bitcoin secara bertahap bisa menjadi strategi yang lebih aman dalam kondisi pasar yang stagnan.
2. Analisis On-Chain – Memantau data seperti MVRV, volume transaksi, dan arus masuk ke bursa bisa membantu menentukan kapan waktu terbaik untuk masuk ke pasar.
3. Waspada Terhadap Indikator Makroekonomi – Pergerakan suku bunga The Fed dan kebijakan moneter global masih bisa berdampak besar terhadap pasar kripto.

Bitcoin Akan ke Mana?

Pasar Bitcoin saat ini sedang memasuki fase yang sangat menentukan. Jika tekanan jual terus berkurang dan permintaan meningkat, maka BTC bisa mulai pulih lebih cepat dari perkiraan. Namun, jika likuiditas masih rendah dan indikator makro tidak mendukung, maka investor harus bersiap menghadapi empat bulan sideways sebelum pergerakan breakout berikutnya.

Bagi para trader dan investor, kesabaran adalah kunci. Apakah kita akan melihat lonjakan besar di pertengahan tahun ini? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.

Bitcoin Bisa Sideways 4 Bulan? Analis Prediksi Pergerakan Besar Baru di Juni
by Kiki A. Ramadhan


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan