Jun 29, 2025

Amazon Laba Besar, Tapi Saham Turun! Investor Kecewa

Default Featured Image

Amazon mencatat lonjakan laba bersih hampir dua kali lipat pada kuartal keempat 2023, tetapi proyeksi pertumbuhan pendapatan yang lemah untuk kuartal pertama 2024 mengecewakan investor. 

Saham Amazon turun lebih dari 5% dalam perdagangan setelah jam kerja karena perusahaan memperkirakan pertumbuhan pendapatan hanya 5% hingga 9%, level terendah dalam sejarahnya sejak go public pada 1997.

Meskipun laporan keuangan menunjukkan performa lebih baik dari perkiraan analis, dengan pendapatan mencapai $187,79 miliar, di atas estimasi Wall Street sebesar $187,30 miliar, investor tetap skeptis terhadap proyeksi masa depan perusahaan. 

Salah satu faktor yang membebani pertumbuhan adalah dampak negatif dari fluktuasi nilai tukar, yang diperkirakan akan mengurangi pendapatan sebesar $2,1 miliar, atau setara 1,5% dari total pendapatan kuartal pertama.

### Pertumbuhan Melambat, AWS Masih Tertinggal dari Pesaing

Divisi cloud Amazon, Amazon Web Services (AWS), yang menjadi tulang punggung profitabilitas perusahaan, mencatat pendapatan $28,8 miliar, sesuai dengan ekspektasi analis. AWS tumbuh 19% dibandingkan tahun lalu, naik dari 13% pada periode yang sama di 2022. Namun, AWS masih tertinggal dibandingkan pesaing utama, Microsoft Azure, yang mencatat pertumbuhan 31%, serta Google Cloud milik Alphabet, yang naik 30%.

Amazon terus berinvestasi besar dalam AI dan infrastruktur cloud untuk mengejar ketertinggalan. Pengeluaran modal perusahaan melonjak drastis menjadi $27,8 miliar pada kuartal ini, dibandingkan $14,6 miliar tahun sebelumnya. Dana ini sebagian besar dialokasikan untuk pembangunan pusat data dan pembelian prosesor AI dari Nvidia, yang digunakan untuk mendukung layanan kecerdasan buatan generatif.

Chief Financial Officer (CFO) Amazon, Brian Olsavsky, mengungkapkan bahwa belanja modal perusahaan akan meningkat signifikan menjadi $100 miliar pada 2025, dari sekitar $83 miliar pada 2024. Sebagian besar dana ini akan difokuskan untuk AWS dan infrastruktur AI, yang diharapkan menjadi pendorong pertumbuhan di masa depan.

### Amazon Masih Dominan di Periklanan Digital

Di luar sektor cloud, Amazon terus menunjukkan dominasinya di bisnis iklan digital. Pendapatan dari sektor ini tumbuh 18% menjadi $17,3 miliar, meskipun sedikit di bawah ekspektasi analis yang memperkirakan $17,4 miliar.

Amazon kini menjadi pemain terbesar ketiga dalam periklanan digital AS, hanya kalah dari Google (Alphabet) dan Meta (Facebook, Instagram, WhatsApp). Perusahaan terus memanfaatkan ekosistem e-commerce-nya untuk menarik pengiklan yang ingin mendapatkan eksposur optimal di platformnya.

### Tantangan di Tengah Ekspektasi Besar terhadap AI

CEO Amazon, Andy Jassy, dalam laporan pendapatannya, menyoroti investasi besar Amazon di sektor AI. Perusahaan baru saja meluncurkan model AI Nova serta chip Trainium buatannya sendiri untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi operasional layanan AI.

Namun, industri AI kini menghadapi tantangan baru. Startup AI asal China, DeepSeek, baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka berhasil mengembangkan model AI R1 dengan biaya kurang dari $6 juta dalam waktu hanya dua bulan. Pengumuman ini mengejutkan Wall Street dan menimbulkan pertanyaan apakah investasi besar yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan teknologi raksasa, termasuk Amazon, benar-benar sepadan dengan hasil yang diperoleh.

Amazon Laba Besar, Tapi Saham Turun! Investor Kecewa
by Mohammad Alparidzy


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan