Alphabet Inc., induk usaha Google, resmi menutup kuartal dengan reli saham paling tajam dalam hampir dua dekade. Saham perusahaan teknologi raksasa itu naik 38% pada kuartal III 2025, menjadikannya kenaikan terbesar sejak pertengahan 2005.
Dengan capaian ini, kapitalisasi pasar Alphabet sempat menembus US$3 triliun sebelum akhirnya terkoreksi tipis ke level sekitar US$2,93 triliun.
AI Jadi Pendorong Utama
Reli besar Alphabet datang seiring meningkatnya kepercayaan investor terhadap posisi kuat Google dalam perlombaan kecerdasan buatan (AI).
- Pendapatan kuartal II menunjukkan kontribusi AI mulai mengangkat kinerja penjualan.
- Alphabet juga meluncurkan visual search dalam mode AI, memperluas kemampuan pencarian Google untuk menghadapi persaingan ketat.
- Laporan The Information mengungkap bahwa Meta Platforms Inc. bahkan mempertimbangkan penggunaan model AI Google untuk meningkatkan bisnis iklan mereka.
MoffettNathanson, firma riset pasar, menilai Alphabet berada pada kombinasi ideal antara kepemimpinan pasar, diversifikasi, dan skala, yang menempatkannya sebagai kandidat kuat untuk menyandang gelar perusahaan paling berharga di dunia.
Sentimen Pasar: Antitrust hingga ChatGPT
Momentum Alphabet juga dipengaruhi putusan antitrust baru-baru ini yang relatif lebih ringan dari ekspektasi. Regulasi tidak sampai memaksa pelepasan Chrome browser langkah yang sempat dikhawatirkan bisa menggerus dominasi Google.
Di sisi lain, meskipun pesaing seperti OpenAI dengan ChatGPT terus meluncurkan fitur baru, investor tampak semakin yakin Alphabet mampu mempertahankan keunggulan lewat produk berbasis AI dan ekosistem digitalnya yang luas.
Perbandingan dengan Nasdaq 100
Kinerja saham Alphabet jauh melampaui indeks Nasdaq 100, yang “hanya” mencatat kenaikan 17% pada periode yang sama. Secara year-to-date, Alphabet sudah mengantongi kenaikan hampir 30%, mempertegas posisinya di jajaran elit saham teknologi global.
Tantangan: Ekspektasi Tinggi dan Kompetisi Ketat
Meski momentum besar sedang berpihak pada Alphabet, tantangan tetap menanti.
- Persaingan AI semakin intens, dengan Nvidia, Microsoft, dan Meta masing-masing memperluas bisnis mereka.
- Harapan investor terhadap pertumbuhan berbasis AI juga menimbulkan risiko: jika inovasi gagal memberi hasil nyata, valuasi jumbo bisa terancam koreksi tajam.
Reli saham Alphabet menegaskan bagaimana AI menjadi motor baru pertumbuhan industri teknologi. Dengan kinerja kuartalan terbesar sejak 2005, investor kini menaruh taruhan besar pada Google sebagai pemimpin generasi berikutnya dalam kecerdasan buatan.
Namun, dengan ekspektasi setinggi langit dan kompetisi yang kian sengit, pertanyaan besarnya adalah: bisakah Alphabet mempertahankan momentumnya, atau justru terjebak dalam ekspektasi pasar yang berlebihan?