Mei 2, 2024

3 Tanda Yang Mengisyaratkan Bahwa Bitcoin Sudah Mencapai Titik Terendah

Pada tanggal 1 Mei, hasil keputusan dari Federal Reserve, ketahanan para penambang Bitcoin, dan peningkatan permintaan stablecoin di Tiongkok menunjukkan indikasi bahwa harga Bitcoin mungkin sudah mencapai titik terendahnya.

Antara 30 April dan 1 Mei, harga Bitcoin turun 11,5% menjadi $56,522, menyebabkan likuidasi leverage yang relatif kecil yaitu $172 juta meskipun minat terbuka berjangka Bitcoin mencapai $28,9 miliar.

Ketidakpastian pasar diharapkan berkurang setelah rilis catatan dari pertemuan Federal Reserve. Investor tampaknya menunggu kesimpulan pidato Jerome Powell, Ketua Federal Reserve AS. Meskipun The Fed diprediksi akan mempertahankan suku bunga di 5,25%, masih ada keraguan tentang kemampuan Departemen Keuangan AS untuk membiayai anggaran pemerintah. Di tengah situasi ini, imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor dua tahun naik menjadi 5,06% pada 30 April, menandakan pencarian imbal hasil yang lebih tinggi oleh investor karena risiko yang meningkat.

Kondisi ekonomi makro yang memburuk turut mempengaruhi pasar lain. Indeks Russell 2000 dan harga minyak WTI masing-masing turun 8,2% dan 8,3%. Namun, laporan keuangan positif dari perusahaan besar seperti Amazon, Microsoft, dan Google membantu pemulihan pasar saham, yang sementara mengalihkan fokus dari Bitcoin dan aset berisiko lainnya.

Para penambang Bitcoin tetap tahan meski tekanan besar setelah penurunan hadiah blok pada 20 April. Menurut Ki Young Ju dari CryptoQuant, belum ada tanda kapitulasi dari para penambang meski kondisi sulit, menunjukkan bahwa penurunan mungkin sudah mendekati akhir.

Di Tiongkok, permintaan tinggi terhadap USD Coin (USDC) menandakan aktivitas investor ritel yang positif. Pada 1 Mei, premi untuk USDC meningkat menjadi 2,7%, menunjukkan keinginan kuat untuk mengonversi yuan menjadi USDC. Meski demikian, di AS, arus keluar bersih dari dana yang diperdagangkan di bursa mencapai $635 juta dalam lima hari perdagangan terakhir, mengindikasikan adanya kecenderungan berbeda.

Pengamatan terhadap arah investasi akan sangat menentukan pergerakan harga Bitcoin selanjutnya, termasuk apakah support di level $56,500 akan bertahan.

3 Tanda Yang Mengisyaratkan Bahwa Bitcoin Sudah Mencapai Titik Terendah
by Albert Agung

0 comments


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan