Sentimen AI Melemah, Palantir Terkoreksi 16%: Tekanan Michael Burry, Valuasi Premium, dan Taruhan Era Trump
Reli panjang saham kecerdasan buatan (AI) mulai kehilangan momentum. Palantir Technologies (PLTR), salah satu ikon reli AI 2024–2025, ikut terseret arus koreksi. Saham PLTR jatuh 16% dari rekor intraday US$207,52 pada 3 November, dan kini terperosok di bawah dua level teknikal penting: 21-day dan 50-day moving average.
Namun koreksi ini terjadi hanya beberapa minggu setelah Palantir mencatatkan lonjakan harga lebih dari 130% sepanjang 2025, menjadikannya salah satu saham AI paling volatil dan paling menjadi sorotan investor institusional.
“Accounting-nya Bermasalah”
Gelombang tekanan semakin kuat setelah investor legendaris The Big Short, Michael Burry, memasang short besar terhadap Nvidia dan Palantir.
Burry menyoroti praktik akuntansi perusahaan-perusahaan Magnificent-7 dan beberapa emiten AI, termasuk Palantir, khususnya terkait penyusutan GPU Nvidia yang dinilai terlalu panjang. Menurutnya, aset GPU harus disusutkan dalam 1–3 tahun, bukan lebih lama. Kritik ini menambah tekanan sentimen dan memicu kekhawatiran valuasi terlalu premium.
Pendapatan Q3 Melonjak 63%
Ironisnya, koreksi harga tidak paralel dengan performa fundamental. Dalam Q3, Palantir mencetak:
- Laba (adjusted): US$0.21 per saham, naik dua kali lipat YoY
- Pendapatan: US$1.18 miliar, tumbuh 63% YoY
- Analis hanya memprediksi US$0.17 EPS dan US$1.09 miliar pendapatan
Pertumbuhan ini terutama didorong dua mesin utama:
- Pemerintah AS — kontrak intelijen, pertahanan, dan kontraterorisme
- Segmen Komersial AS — adopsi generative AI di sektor kesehatan, keuangan, dan manufaktur
Strategi Baru: Palantir Beralih ke Generative AI
Palantir yang sejak awal dikenal lewat “predictive AI” kini mempercepat migrasi ke generative AI melalui platform AIP (Artificial Intelligence Platform) produk yang dipromosikan besar-besaran di AIPCon.
AIP berfungsi sebagai “co-pilot” data enterprise, memungkinkan perusahaan membangun pipeline AI generatif dengan keamanan tingkat pemerintah (GovCloud). Permintaan sektor swasta disebut meningkat cepat sejak paruh kedua 2024.
Efek Trump dan Proyek ‘Golden Dome’
Saham Palantir juga terbantu narasi geopolitik. Dengan beberapa tokoh administrasi Trump memiliki hubungan dekat dengan perusahaan termasuk David Sacks, kini “AI & Crypto Czar” Palantir dianggap berada di jalur tepat untuk memenangi lebih banyak kontrak pemerintahan.
Proyek besar yang menjadi highlight adalah Golden Dome, sistem pertahanan udara nasional yang dimaksudkan melindungi AS dari ancaman serangan jarak jauh. Meski Palantir memiliki peluang besar, mereka tetap menghadapi pesaing berat seperti Lockheed Martin.
Rating Tinggi, Tapi Sinyal Lemah
Meski harga saham menurun, indikator teknikal Palantir tetap luar biasa:
- Composite Rating: 99/99 kategori elit untuk saham bertumbuh cepat
- A/D Rating: B- masih menunjukkan akumulasi institusional moderat
- ATR 21 hari: 5.25% volatilitas tinggi namun masih di bawah batas 8% yang disarankan IBD
Namun penembusan ke bawah MA21 dan MA50 membuat para trader teknikal berhati-hati karena sinyal momentum mulai retak.
Risiko vs Peluang
Kombinasi faktor fundamental, politik, dan teknikal membuat saham Palantir kini berada di persimpangan:
Peluang
- Kontrak pemerintah era Trump berpotensi membengkak
- AIP mendorong ekspansi agresif di sektor komersial
- Pertumbuhan EPS dan margin operasional terus menguat
Risiko
- Valuasi premium tidak sejalan dengan arus kas
- Volatilitas tinggi membuat investor mudah “terlempar” oleh swing harga
- Kritik akuntansi Michael Burry dapat memicu koreksi lanjutan
- Kompetisi AI enterprise semakin ramai (Nvidia, Snowflake, Microsoft, AWS)
Bagi investor, Palantir kini bukan sekadar saham AI tetapi saham geopolitik, yang bergerak sesuai kombinasi inovasi teknologi, dinamika pemerintahan, dan sentimen pasar global.



