Pasar keuangan global kembali diterpa badai sentimen negatif setelah tensi dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok meningkat tajam di tengah berlarutnya penutupan sebagian pemerintahan AS (government shutdown).
Aksi agresif Presiden Donald Trump yang berencana memberlakukan tarif tambahan hingga 100% terhadap impor asal Tiongkok mengguncang Wall Street, mendorong S&P 500 dan Nasdaq mencatat penurunan harian terbesar sejak April.
Ketidakpastian semakin dalam ketika kebuntuan politik di Kongres memperpanjang penutupan pemerintahan hingga hari ke-10, menunda publikasi data ekonomi penting dan menciptakan kekosongan informasi bagi investor.
Di tengah tekanan tersebut, pelaku pasar kini mengalihkan perhatian ke Federal Reserve dan laporan keuangan korporasi besar sebagai sumber sinyal baru arah ekonomi AS. Sementara emas menembus kembali level US$4.000 per ons, mempertegas pergeseran minat investor ke aset lindung nilai di tengah meningkatnya risiko geopolitik dan volatilitas pasar saham.