Produsen jam tangan asal Swiss, Swatch Group (UHR.SW), mengumumkan kenaikan harga produknya di Amerika Serikat sebesar 5% hingga 15%. Kebijakan ini diambil menyusul keputusan Presiden Donald Trump yang memberlakukan tarif impor 39% terhadap produk Swiss sejak bulan lalu.
Langkah Swatch menegaskan bagaimana ketegangan dagang antara Washington dan Eropa mulai berdampak nyata pada sektor barang mewah, termasuk industri jam tangan yang selama ini identik dengan citra eksklusif dan stabilitas harga.
Tarif Baru dan Dampaknya ke Konsumen AS
CEO Swatch, Nick Hayek, menyampaikan dalam wawancara dengan NZZ am Sonntag bahwa kenaikan harga tidak bisa dihindari. Walau demikian, perusahaan akan berupaya menyeimbangkan beban tarif melalui strategi transfer pricing, penyesuaian margin, dan efisiensi biaya produksi.
Produk-produk Swatch kini dijual lebih mahal, salah satunya MoonSwatch Moonshine Gold yang naik harga dari $400 menjadi $450.
“Pelanggan Amerika memang kecewa, tapi mereka juga memahami bahwa ini bukan kesalahan kami, melainkan akibat kebijakan pemerintah AS,” kata Hayek.
Alternatif untuk Pasar Amerika
Menariknya, Hayek menekankan bahwa konsumen AS masih punya pilihan untuk membeli jam tangan Swatch di luar jalur domestik.
- Pasar Kanada dan Meksiko dapat menjadi alternatif bagi pembeli asal AS yang mencari harga lebih kompetitif.
- Swatch juga menjual produknya di ratusan kapal pesiar Karibia, sering kali dengan status bebas bea (duty free), yang bisa menekan harga jual.
Strategi ini bisa menjaga minat konsumen, sekaligus memperluas penetrasi merek di luar AS.
Penjualan Tetap Tumbuh Meski Harga Naik
Meski menghadapi hambatan tarif, Hayek menegaskan performa Swatch di AS tetap solid. Hingga akhir Agustus, penjualan di semua lini merek Swatch naik sekitar 15% dalam mata uang lokal. Artinya, daya tarik jam tangan Swiss masih kuat meskipun harga meningkat.
Hal ini menunjukkan brand power Swatch, terutama dalam segmen menengah dan premium, masih mampu melawan tekanan kebijakan proteksionis.
Industri Jam Tangan Swiss di Tengah Tekanan Geopolitik
Kenaikan harga Swatch hanya salah satu potret dari tekanan yang kini dialami industri jam tangan Swiss secara keseluruhan.
- AS merupakan salah satu pasar terbesar bagi jam tangan Swiss, bersama Tiongkok dan Eropa.
- Tarif impor yang tinggi berpotensi membuat produk Swiss kurang kompetitif dibandingkan jam tangan dari Jepang atau smartwatches buatan Apple.
- Langkah Swatch meluncurkan edisi khusus yang menyindir tarif Trump memperlihatkan bagaimana industri mencoba merespons situasi dengan pendekatan kreatif.
Apakah Konsumen Setia Akan Bertahan?
Kenaikan harga 5–15% mungkin bukan masalah besar bagi pembeli kalangan menengah ke atas yang menjadi target utama Swatch Group, terutama bagi merek seperti Omega, Longines, hingga Breguet.
Namun, untuk segmen entry-level, kenaikan harga bisa mendorong konsumen beralih ke produk kompetitor.
Dengan pertumbuhan pasar jam tangan pintar yang agresif, Swatch harus menjaga keseimbangan antara citra premium, daya saing harga, dan inovasi produk agar tetap relevan di mata generasi muda.
Kebijakan tarif AS memaksa Swatch menaikkan harga produknya, namun data penjualan menunjukkan merek jam tangan Swiss ini masih memiliki daya tarik kuat. Strategi ekspansi ke Kanada, Meksiko, dan pasar duty free bisa menjadi bantalan penting, sementara loyalitas konsumen kelas menengah atas menjadi modal utama untuk bertahan.
Meski begitu, pertanyaan besarnya adalah: apakah loyalitas terhadap label “Swiss Made” cukup kuat untuk menahan tekanan geopolitik dan tren smartwatch yang terus merajalela?