Elon Musk kembali membuat gebrakan. Kali ini bukan dengan peluncuran roket atau mobil listrik, tapi lewat manuver finansial yang bisa mengubah peta industri kecerdasan buatan global.
Dalam serangkaian unggahan di platform X dulu dikenal sebagai Twitter, Musk menegaskan bahwa ia tidak mendukung merger antara Tesla dan xAI, startup AI ambisius yang juga ia dirikan.
Tapi jangan salah sangka: bukan berarti tidak ada kolaborasi besar yang sedang dirancang.
Alih-alih merger, Musk membuka opsi lebih demokratis ia ingin membawa pertanyaan investasi Tesla di xAI ke tangan para pemegang saham melalui voting resmi. Ini bukan hanya soal transparansi, tapi juga kalkulasi yang sangat strategis di tengah perang modal yang sedang berkecamuk di sektor AI.
Mengapa Ini Penting?
xAI bukan sekadar startup AI biasa. Dengan peluncuran Grok 4 model AI terbarunya yang diklaim sebagai “yang paling cerdas di dunia” xAI sedang berusaha keras mengejar ketertinggalannya dari pemain dominan seperti OpenAI dan Google DeepMind.
Tapi untuk tetap di lintasan yang sama, xAI membutuhkan suntikan dana yang sangat besar. Bahkan, Musk sendiri menyebutkan bahwa xAI “akan membutuhkan puluhan miliar dolar investasi untuk tetap di jalurnya.”
Masuklah Tesla. Perusahaan mobil listrik ini bukan pemain baru dalam dunia teknologi AI. Sistem Full Self-Driving (FSD) Tesla telah mengandalkan jaringan saraf dan machine learning selama bertahun-tahun.
Namun, kolaborasi mendalam dengan xAI bisa memperkuat posisi Tesla bukan hanya sebagai produsen kendaraan, tapi sebagai platform AI mobilitas masa depan.
Menurut analis D.A. Davidson, Gil Luria, Tesla sudah mendapatkan manfaat dari teknologi xAI, termasuk integrasi chatbot Grok di dalam kendaraan. Tapi investasi langsung dapat memberi Tesla posisi yang lebih menguntungkan secara nilai ekuitas, terutama jika xAI menjadi winner dalam perlombaan AI global.
Konteks Lintas Perusahaan Musk
Manuver ini juga tak lepas dari pola khas Elon Musk: integrasi lintas bisnis yang saling memperkuat. Tahun ini, xAI telah mengakuisisi platform X dalam kesepakatan senilai $33 miliar, membawa valuasi gabungan mencapai $80 miliar.
Strategi ini memberi xAI akses pada aliran data pengguna secara real-time bahan bakar utama dalam pelatihan model AI.
SpaceX, perusahaan roket Musk, juga dilaporkan akan menyuntik dana $2 miliar ke xAI sebagai bagian dari putaran pendanaan senilai $5 miliar. Kombinasi ini menunjukkan bahwa xAI bukan hanya proyek sampingan, tapi pilar strategis dalam ekosistem perusahaan Musk.
Tidak heran jika Musk sempat menulis: “Kalau itu keputusan saya sendiri, Tesla sudah lama berinvestasi di xAI.”
Prospek dan Risiko
Rencana Musk untuk meminta persetujuan pemegang saham dalam investasi ini akan menjadi sorotan utama dalam rapat tahunan Tesla yang dijadwalkan pada 6 November mendatang.
Dengan dewan direksi Tesla yang selama ini dikenal sangat loyal pada Musk, banyak pihak memperkirakan bahwa proposal investasi ini kemungkinan besar akan disetujui selama dapat dibuktikan menguntungkan secara jangka panjang.
Namun, langkah ini juga mengundang kekhawatiran. Beberapa investor ritel mempertanyakan apakah Tesla akan terlalu terdilusi dari misinya utama: mobil listrik dan energi bersih.
Ketika sumber daya dan perhatian berpindah ke AI, apakah itu menguntungkan atau justru mengaburkan arah Tesla?
Tesla + xAI = Masa Depan?
Bukan merger. Tapi bisa jadi lebih kuat dari itu.
Jika voting pemegang saham menyetujui rencana investasi Tesla ke xAI, kita bisa menyaksikan babak baru dari integrasi teknologi paling ambisius dekade ini. Dengan Elon Musk di tengah panggung, mengontrol kendaraan, data, satelit, dan kini kecerdasan buatan, mungkin kita sedang menyaksikan terbentuknya ekosistem teknologi pribadi paling besar dalam sejarah korporasi modern.
Apakah ini akan menjadi revolusi, atau hanya langkah terlalu berani? Semua mata akan tertuju ke November nanti.