Zoom Video Communications, raksasa teknologi yang pernah menjadi perhatian di awal pandemi, kembali menarik perhatian investor dengan lonjakan harga saham yang mengesankan.
Pada hari Kamis, saham Zoom melesat 13% ke angka $68,04, menjadikannya hari terbaik bagi perusahaan ini dalam hampir dua tahun terakhir. Kenaikan ini dipicu oleh hasil kuartalan yang lebih baik dari perkiraan serta peningkatan proyeksi pendapatan untuk tahun fiskal 2025.sa
Perusahaan ini sekarang memproyeksikan pendapatan tahunan antara $4,63 miliar hingga $4,64 miliar, sedikit meningkat dari perkiraan sebelumnya yang berada di batas atas $4,62 miliar. Ini menandakan optimisme baru setelah masa-masa sulit pasca-pandemi, di mana Zoom sempat kesulitan mempertahankan pertumbuhan eksponensial yang pernah dicapainya.
Keberhasilan Zoom di kuartal kedua ini didorong oleh pendapatan sebesar $1,16 miliar, naik 2,1% dari tahun sebelumnya, mengungguli prediksi rata-rata analis yang diperkirakan hanya $1,15 miliar.
Laba per saham yang disesuaikan juga mencapai $1,39, melampaui estimasi sebesar $1,21. Ini adalah bukti bahwa Zoom mulai menemukan pijakannya kembali di pasar yang kini lebih kompetitif.
CEO Zoom, Eric Yuan, menyampaikan bahwa perusahaan berhasil mengamankan kontrak pusat kontak (contact center) terbesar yang pernah mereka capai di kuartal ini. Upaya ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat segmen bisnis yang semakin penting bagi Zoom di tengah kompetisi yang semakin ketat dari perusahaan teknologi lainnya.
Namun, meski mengalami hari yang gemilang, saham Zoom masih turun sekitar 5,4% sepanjang tahun ini, sementara Nasdaq telah mencatat kenaikan sebesar 17% di periode yang sama. Lebih parahnya, saham Zoom masih berada jauh di bawah rekor tertinggi yang dicapai pada Oktober 2020, yaitu turun hampir 90% dari puncaknya.
Di sisi lain, Zoom juga mengumumkan bahwa Chief Financial Officer (CFO) mereka, Kelly Steckelberg, akan meninggalkan perusahaan setelah laporan hasil kuartal ketiga nanti.
Untuk mengisi kekosongan ini, perusahaan telah menggandeng firma pencarian eksekutif guna menemukan pengganti yang tepat bagi Steckelberg, yang telah bergabung dengan Zoom sejak tahun 2017.
Dengan langkah-langkah strategis dan hasil yang solid ini, Zoom tampaknya tengah berusaha bangkit dari keterpurukan pasca-pandemi. Namun, tantangan masih menanti, terutama dalam menjaga momentum pertumbuhan di tengah persaingan industri teknologi yang terus berubah.