Jun 26, 2025

Laporan Keuangan Nvidia Kembali Lampaui Ekspektasi Wall Street

Default Featured Image

Nvidia kembali melampaui ekspektasi Wall Street dalam laporan keuangannya untuk kuartal kedua, mencatat penjualan lebih dari $30 miliar, naik 122% dari periode yang sama tahun lalu. 

Namun, meskipun angka-angka ini menunjukkan performa luar biasa, saham Nvidia justru merosot hingga 5% dalam perdagangan setelah jam kerja. Para investor tampaknya mulai mempertanyakan apakah kecepatan pertumbuhan Nvidia yang luar biasa ini dapat terus dipertahankan di tengah kekhawatiran tentang keberlanjutan hype AI.

Nvidia telah menjadi motor penggerak di balik lonjakan teknologi AI di sektor teknologi dan pasar saham tahun ini, dengan nilai pasarnya yang melampaui $3 triliun. Namun, setelah bertahun-tahun mengalami pertumbuhan yang menakjubkan dengan saham yang naik 154% di tahun ini, investor mulai bertanya-tanya seberapa lama Nvidia dapat mempertahankan momentum ini.

Meskipun Nvidia mengalahkan ekspektasi analis untuk pendapatan dan laba, para investor tampaknya mengharapkan hasil yang lebih spektakuler lagi, mengingat kinerja luar biasa perusahaan ini di masa lalu. 

Rumor tentang potensi penundaan chip AI terbaru Nvidia, Blackwell, juga menambah kekhawatiran menjelang laporan keuangan ini. Namun, CEO Nvidia, Jensen Huang, memastikan bahwa perusahaan tetap berada di jalur untuk mulai menghasilkan pendapatan dari Blackwell pada tahun fiskal ini.

### Pentingnya Laporan Keuangan Nvidia Bagi Pasar Teknologi

Nvidia memiliki pengaruh besar di pasar, dengan bobot sekitar 7% dalam indeks S&P 500. Laporan keuangan perusahaan ini bahkan disebut sebagai peristiwa keuangan paling penting di dunia oleh Bespoke Investment Group. 

Meskipun ada kekhawatiran, bisnis Nvidia di bidang pusat data tetap menjadi pendorong utama kesuksesannya, mencatat penjualan hampir $26,3 miliar yang menyumbang 87% dari total pendapatan.

Perusahaan teknologi besar seperti GoogleMicrosoft, dan Meta juga terus meningkatkan investasi mereka dalam infrastruktur AI, sebagian besar dengan membeli chip dari Nvidia. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada kekhawatiran tentang keberlanjutan hype AI, permintaan untuk infrastruktur AI tidak menunjukkan tanda-tanda melambat.

Walaupun terdapat tanda-tanda bahwa hype saham Nvidia mungkin mulai memudar, fundamental perusahaan tetap kuat. Dengan teknologi yang menggerakkan chatbot AI, sistem penargetan iklan, mesin pencari, robotika, dan algoritma rekomendasi, Nvidia tetap menjadi pemain kunci dalam dunia teknologi.

Jensen Huang menegaskan bahwa investasi dalam infrastruktur Nvidia memberikan hasil langsung bagi klien mereka, dengan chip yang lebih kuat memproses data dengan lebih efisien dan menghemat biaya. 

Meskipun antusiasme pasar terhadap Nvidia mungkin akan berkurang, prospek jangka panjang perusahaan tetap solid, berkat permintaan yang kuat untuk teknologi AI dan dominasi Nvidia dalam pasar GPU.

Laporan Keuangan Nvidia Kembali Lampaui Ekspektasi Wall Street
by Mohammad Alparidzy


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan