Jun 26, 2025

Adopsi AI yang Kian Meluas, Laba Nvidia Diprediksi Naik 109%

Default Featured Image

Nvidia, raksasa chip yang terus meroket di pasar global, diperkirakan akan kembali mencatatkan lonjakan laba yang signifikan berkat adopsi teknologi kecerdasan buatan (AI) yang semakin luas. 

Laporan terbaru menyebutkan bahwa pendapatan Nvidia untuk kuartal kedua yang akan diumumkan pada hari Rabu, 28 Agustus mendatang akan mengalami lonjakan signifikan. 

Berdasarkan prediksi, pendapatan Nvidia dapat melonjak hingga 109% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kenaikan ini didorong oleh permintaan yang tinggi terhadap chip unggulan mereka, yang menjadi tulang punggung pengembangan AI di berbagai sektor.

### Nvidia Pemimpin Pasar Kecerdasan Buatan

Nvidia telah menjadi salah satu perusahaan publik terbesar di dunia tahun ini, seiring dengan meningkatnya kepercayaan investor terhadap potensi pertumbuhan perusahaan ini. Didukung oleh ledakan AI generatif dan ekspansi pusat data, Nvidia terus mengungguli ekspektasi pasar. 

Pada laporan pendapatan terakhir di bulan Mei, perusahaan mencatatkan pertumbuhan kuartalan sebesar 18% dan lonjakan pendapatan tahunan sebesar 262%. Angka-angka tersebut menegaskan posisi Nvidia sebagai pemimpin di era kecerdasan buatan.

Menurut laporan dari Press Association, konsensus analis yang dikumpulkan oleh Zacks Investment Research memproyeksikan bahwa pendapatan kuartal kedua Nvidia akan mengalami peningkatan besar, dengan AI sebagai pendorong utama.

 Aarin Chiekrie, selaku analis ekuitas di Hargreaves Lansdown, menambahkan bahwa momentum ini diperkirakan akan berlanjut. Perusahaan-perusahaan raksasa seperti MetaAmazon, dan Microsoft, yang memiliki sumber daya besar, terus meningkatkan kapasitas AI mereka menggunakan chip unggulan Nvidia.

Para analis juga menyoroti bagaimana Nvidia berhasil melampaui estimasi konsensus dan meningkatkan panduan keuangan mereka dalam lima kuartal terakhir. Ini menimbulkan ekspektasi tinggi dari investor yang menantikan panduan terbaru Nvidia untuk sisa tahun ini, terutama terkait chip AI yang tertunda. 

Panduan ini juga akan menjadi indikator penting untuk menilai apakah momentum pertumbuhan Nvidia dapat terus berlanjut di tengah persaingan yang semakin ketat di pasar teknologi.

Di sisi lain, AI tidak hanya mengubah industri chip, tetapi juga mengubah cara konsumen berbelanja dan membuat keputusan pembelian. Seperti yang dilaporkan oleh PYMNTS minggu lalu, adopsi AI dalam eCommerce semakin memaksa merek-merek besar untuk mengubah strategi pemasaran mereka.

 Studi terbaru dari Storyblok mengungkapkan bahwa hampir 40% dari konsumen online bernilai tinggi kini rutin menggunakan layanan AI seperti ChatGPT untuk meneliti produk.

Dampak AI di eCommerce semakin nyata, dengan 17% konsumen menyatakan bahwa alat AI menjadi sumber informasi utama mereka untuk keputusan pembelian, hanya berada di belakang Google (45%) dan marketplace besar seperti Amazon (26%). 

Michelle Symonds, CEO Ditto Digital, menegaskan bahwa AI telah mengubah cara konsumen mencari dan mempercayai informasi produk secara online. Sebagai respons, strategi SEO kini harus beradaptasi, termasuk dengan penambahan elemen yang menekankan pengalaman produk dunia nyata untuk membedakan diri dari konten yang dihasilkan AI.

Dengan perkembangan pesat ini, Nvidia tampaknya berada di jalur yang benar untuk terus memimpin revolusi AI, baik dalam teknologi chip maupun dampaknya terhadap industri lain.

Adopsi AI yang Kian Meluas, Laba Nvidia Diprediksi Naik 109%
by Mohammad Alparidzy


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan