Jun 27, 2025

Saham Apple Dekati Rekor Baru Akibat Dorongan Optimisme iPhone 16

Default Featured Image

Saham Apple Inc. kembali melonjak pada hari Senin (30/9/2024), mencatatkan kenaikan yang cukup untuk membawa sahamnya kembali ke wilayah positif selama bulan September. Kenaikan ini dipicu oleh laporan optimis dari J.P. Morgan terkait ketersediaan model iPhone 16, dengan peningkatan yang terutama terjadi pada model iPhone 16 dasar.

Analis Samik Chatterjee dari J.P. Morgan menyebutkan bahwa waktu pengiriman untuk iPhone 16, yang baru dibuka pemesanannya dalam tiga minggu terakhir, terus mengalami perbaikan. Hal ini menunjukkan bahwa jarak antara waktu pemesanan dan pengiriman semakin singkat, terutama untuk model dasar.

Jika tren ini berlanjut, Chatterjee menyatakan bahwa waktu pengiriman yang lebih lama untuk model iPhone 16 Pro di awal peluncurannya bisa jadi hanya anomali, disebabkan oleh percampuran pasokan dan keputusan konsumen kelas atas yang menunggu rilis perangkat lunak kecerdasan buatan Apple, Apple Intelligence.

### Kinerja Saham Apple Terbaik di Indeks Dow Jones

Dengan kenaikan sebesar 2,3% pada hari Senin, saham Apple menjadi komponen dengan performa terbaik dalam indeks Dow Jones Industrial Average. Saham tersebut ditutup di angka $233, hanya sedikit di bawah rekor tertinggi sepanjang masa $234,82 yang dicatat pada 16 Juli lalu. 

Kenaikan ini juga membawa saham Apple naik 0,7% di bulan September, menandai kenaikan bulanan kelima berturut-turut. Ini menjadi streak terpanjang sejak rangkaian tujuh bulan kenaikan yang berakhir pada Juli 2023.

Chatterjee juga mencatat bahwa meskipun waktu pengiriman keseluruhan untuk iPhone 16 masih lebih rendah dibandingkan model iPhone 15 pada tahun sebelumnya, jarak antara waktu pengiriman model dasar dan Pro mulai menyempit dalam seminggu terakhir. 

Hal ini menandakan adanya perbaikan permintaan untuk model iPhone 16 Pro, terutama menjelang rilis Apple Intelligence.

### Percepatan Pengiriman iPhone 16

Waktu pengiriman delivery-at-home untuk iPhone 16 pada minggu ketiga pemesanan rata-rata adalah 10 hari, sementara iPhone 16 Plus hanya memerlukan waktu 5 hari. Ini lebih cepat dibandingkan minggu sebelumnya yang memerlukan 17 dan 16 hari masing-masing untuk model dasar dan Plus. Sedangkan untuk iPhone 16 Pro dan Pro Max, waktu pengiriman tetap stabil di 23 dan 29 hari.

Sebagai perbandingan, pada tahun lalu, waktu pengiriman untuk iPhone 15 dan modelnya pada minggu ketiga rata-rata adalah 17 hari untuk iPhone 15 dan 15 Plus, sementara iPhone 15 Pro dan Pro Max masing-masing memerlukan 29 dan 46 hari.

Sejak awal tahun 2024, saham Apple telah melonjak 21%, mengungguli kinerja indeks Technology Select Sector SPDR yang naik 16%, serta indeks Dow Jones yang naik 12,3%. Kinerja ini menunjukkan bahwa, meskipun ada beberapa hambatan awal dalam peluncuran iPhone 16, Apple terus memperkuat posisinya di pasar, didukung oleh inovasi perangkat keras dan perangkat lunak yang konsisten.

Dengan permintaan yang tampaknya mulai stabil dan ketersediaan produk yang membaik, Apple tampaknya berada di jalur untuk mempertahankan dominasinya di pasar teknologi dalam beberapa bulan ke depan.

Saham Apple Dekati Rekor Baru Akibat Dorongan Optimisme iPhone 16
by Mohammad Alparidzy


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan