Jun 27, 2025

Nvidia Geser Microsoft untuk Jadi Perusahaan Terbesar Kedua Dunia

Default Featured Image

Nvidia baru saja mencetak tonggak bersejarah dengan melampaui Microsoft sebagai perusahaan terbesar kedua di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar, hanya selangkah di belakang Apple

Pada hari Senin, nilai pasar Nvidia mencapai $3,13 triliun, mengungguli Microsoft yang berada di angka $3,04 triliun. Pencapaian ini semakin menegaskan dominasi Nvidia dalam era baru teknologi yang digerakkan oleh kecerdasan buatan (AI).

### Kebangkitan Nvidia

Sejak awal tahun ini, harga saham Nvidia telah lebih dari dua kali lipat berkat meningkatnya permintaan untuk chip AI yang diproduksinya. Chip-chip ini menjadi komponen kunci dalam berbagai aplikasi kecerdasan buatan, mulai dari data center hingga superkomputer. 

Super Micro Computer (SMCI), mitra Nvidia, melaporkan peningkatan signifikan dalam pengiriman unit GPU mereka yang dipicu oleh lonjakan permintaan AI, yang turut mendorong kenaikan harga saham kedua perusahaan tersebut.

Analis pasar menilai bahwa meskipun Nvidia telah mencapai level kapitalisasi pasar yang luar biasa, masih ada ruang untuk kenaikan lebih lanjut. Belanja besar-besaran di sektor AI yang terus berlanjut dan momentum musiman yang mendukung, menjadi katalis utama bagi potensi kenaikan harga saham Nvidia.

### Persaingan Ketat dengan Microsoft dan Apple

Nvidia dan Microsoft telah bersaing ketat dalam beberapa bulan terakhir untuk menjadi perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar kedua, sementara Apple tetap mempertahankan posisinya di puncak. 

Pada bulan Juni lalu, Nvidia sempat mengambil alih posisi kedua dari Microsoft, meski kemudian Microsoft berhasil merebut kembali posisinya sebelum akhirnya digeser oleh Nvidia lagi pekan ini.

Dalam jangka panjang, tren investasi besar-besaran dalam teknologi AI yang didorong oleh kebutuhan perusahaan akan efisiensi dan inovasi diperkirakan akan terus menjadi pendorong utama bagi saham Nvidia. 

Analis dari Melius Research menyatakan bahwa Nvidia masih memiliki potensi pertumbuhan yang sangat baik, terutama dengan kuatnya tren belanja AI dan dukungan musiman yang positif di kuartal keempat.

### Target Harga Saham Nvidia Masih Optimis

Melius Research mematok target harga untuk saham Nvidia di angka $165, yang berarti ada potensi kenaikan sebesar 29% dari harga penutupan saham pada hari Senin, yaitu $127,72. Prediksi ini berada di atas rata-rata target harga pasar sebesar $152,52 menurut Visible Alpha.

Analis melihat potensi Nvidia dalam pasar semikonduktor masih sangat kuat, terutama dengan tingginya permintaan chip AI yang mampu mendorong inovasi di berbagai sektor teknologi. Ini bukan hanya menjadi sinyal bagi pasar teknologi, tetapi juga memberikan sentimen positif untuk perkembangan ekosistem kecerdasan buatan secara keseluruhan.

Nvidia telah menetapkan standar baru di industri semikonduktor, dan posisinya sebagai perusahaan terbesar kedua di dunia bukanlah sekadar angka. Ini adalah refleksi dari bagaimana dunia teknologi dan bisnis kini bergerak menuju era yang semakin didorong oleh inovasi AI.

Dengan meningkatnya kebutuhan perusahaan akan solusi berbasis AI, posisi Nvidia tampaknya akan semakin kuat di pasar global. Para analis percaya bahwa musim keuangan kuartal keempat akan menjadi momen kunci bagi Nvidia untuk melanjutkan tren positif ini, terutama di tengah meningkatnya persaingan di sektor teknologi tinggi.

Dengan demikian, masa depan Nvidia tampak lebih cerah, dan posisinya sebagai pemimpin teknologi AI mungkin akan terus memperkuat statusnya di jajaran perusahaan terbesar dunia.

Nvidia Geser Microsoft untuk Jadi Perusahaan Terbesar Kedua Dunia
by Mohammad Alparidzy


Artikel lainnya

Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat

Ketika Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, mengambil panggung di Economic Club of Chicago pada hari Rabu, pasar langsung merespons. Bukan dengan tepuk tangan tetapi dengan kepanikan.Dalam waktu singkat setelah pidatonya, indeks Dow Jones ambruk 690 poin. Dan itu bukan satu-satunya indikator yang tumbang. S&P 500 terjun 2,2%, sementara Nasdaq, yang sarat saham teknologi, terpeleset hingga 3%.Apa yang dikatakan Powell? Sederhana tapi menggetarkan: tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump bukan hanya bersifat politis mereka sedang menjadi beban ekonomi. "Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan," ujar Powell."Efek ekonomi dari kebijakan ini kemungkinan juga akan lebih besar, termasuk inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang melambat."Tarif, Inflasi, dan Kebingungan PasarKomentar Powell datang di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China. Meski Trump sempat menghentikan tarif untuk sebagian negara selama 90 hari, ia justru menaikkan tarif terhadap barang-barang dari China, hingga mencapai 145%.Sebagai balasan, China pun menaikkan tarifnya terhadap produk AS ke angka 125%.Bagi pasar keuangan, ini seperti menonton pertandingan tenis berapi-api tanpa tahu kapan bola api akan mendarat di tribun. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas menjadi teman harian.Powell sendiri mengakui, "Pasar sedang

Wall Street Guncang! Powell Kritik Tarif Trump, Ekonomi AS Terancam Melambat
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak

Bitcoin kembali membuat kejutan. Pada 1 Mei 2025, harga BTC nyaris menembus level $97.000, mendorong pasar kripto ke dalam hiruk-pikuk optimisme baru. Namun, lonjakan harga ini bukan sekadar gejolak biasa di baliknya ada gelombang besar yang tengah membentuk ulang lanskap keuangan global: masuknya raksasa Wall Street secara serius ke dunia kripto.Dua nama besar, Morgan Stanley dan Charles Schwab, resmi mengumumkan langkah konkrit mereka untuk membuka pintu trading aset kripto bagi investor ritel. Bukan lagi sekadar bicara ETF atau eksposur tidak langsung. Kali ini, mereka mengincar perdagangan spot dan itu berarti revolusi.Morgan Stanley Dari Klien Kaya ke Investor BiasaSelama ini, Morgan Stanley memang telah menyediakan eksposur Bitcoin dan Ethereum bagi klien kaya melalui ETF dan produk derivatif. Tapi yang berubah sekarang adalah skala.Lewat platform E*Trade broker ritel yang mereka akuisisi tahun 2020 Morgan Stanley sedang mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan trading langsung kripto seperti Bitcoin dan Ethereum. Targetnya: 2026, dan itu bisa mengubah segalanya.Untuk mendukung proyek ini, Morgan Stanley kabarnya tengah menjajaki kemitraan dengan sejumlah perusahaan kripto demi membangun "pipa teknologi" yang andal dan teregulasi. Ini bukan pekerjaan semalam, tapi sinyalnya jelas: permintaan dari basis pengguna E*Trade yang luas mendorong percepatan transformasi digital di tubuh bank investasi ini.

Wall Street Masuk Kripto: Morgan Stanley & Schwab Buka Akses Ritel, Bitcoin Melonjak
byKiki A. Ramadhan
Jun 30, 2025
0 Comments

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya

Bayangkan kembali saat Steve Jobs mengeluarkan iPhone pertama kali: satu momen yang tak hanya mengubah cara kita berkomunikasi, tapi juga cara kita hidup. Kini, pertanyaannya adalah kapan Web3 akan mengalami momen “iPhone”-nya sendiri?Momen yang mampu memindahkan teknologi ini dari ranah geek ke genggaman miliaran orang. Meski potensinya luar biasa mampu merevolusi keuangan, digital identity, hingga interaksi sosial Web3 masih terasa jauh dari mainstream. Apa yang sebenarnya menahan?Berikut ini lima tantangan terbesar yang masih harus ditaklukkan oleh Web3 sebelum ia bisa mewujudkan Apple moment-nya, dan siapa saja yang sedang mencoba membuka jalan.Kurangnya Solusi Mobile-Native Web3 Masih Terjebak di DesktopDi dunia di mana 92,1% pengguna internet mengakses lewat smartphone, Web3 justru masih terjebak dalam paradigma desktop. Dari 100 dApps teratas di DappRadar, hanya 8 yang benar-benar dirancang untuk mobile.Sebuah ironi mengingat di negara-negara seperti India, Vietnam, dan Afrika Selatan, ponsel adalah satu-satunya akses ke internet bagi sebagian besar penduduknya.Namun ada cahaya di ujung lorong. Celo, blockchain yang fokus pada strategi mobile-first, mulai menunjukkan hasil. Proyek seperti Opera MiniPay telah menjangkau lebih dari 3 juta dompet digital di Afrika, sementara Valora Wallet mencatat hampir 700.000 alamat aktif harian yang menggunakan stablecoin.Solusi ini menunjukkan

Web3 Belum Meledak? Ini Sebabnya dan Siapa yang Sedang Membuka Jalannya
byKiki A. Ramadhan